20 Puisi untuk Guru yang Menyentuh & Mengharukan | Telkomsel

20 Puisi untuk Guru yang Menyentuh & Mengharukan

puisi untuk guru

25 November mendatang adalah hari spesial untuk para guru di seluruh Indonesia. Ya, 25 November adalah Hari Guru Nasional. Peran guru dalam kehidupan memang begitu besar. Karena itu, inilah puisi untuk guru yang dibuat untuk menghargai jasa mereka.

 

Guru adalah orang tua kita ketika bersekolah. Merekalah yang membimbing dan mengajarkan kita pelajaran-pelajaran akademis dan juga pelajaran bermasyarakat, yang semuanya berdampak pada terbentuknya kepribadian ketika dewasa.

 

Untuk mengingat jasa ibu dan bapak gurumu di masa sekolah dulu, inilah 20 puisi menyentuh yang dibuat khusus sebagai penghargaan bagi jasa-jasa mereka ketika membimbing kita di masa lalu.

 

  1. 5 Puisi Tentang Ibu Guru

  2. 5 Puisi Tentang Bapak Guru

  3. 5 Puisi Tentang Jasa Guru

  4. 5 Puisi dari Mantan Murid ke Guru

 

Baca juga: Belajar Bisnis Online Bisa di Sini Nih!

 

Jika kamu teringat jasa besar gurumu di masa sekolah dulu, sekarang adalah saat paling tepat untuk memberi apresiasi. Hubungi mereka dan bangun kembali tali silaturahmi dengan mengisi Pulsa Telkomsel setelah lama tak bersua.

 

Yuk, kita simak 20 puisi tentang guru yang pastinya akan terasa haru!

 

5 Puisi Tentang Ibu Guru

Dalam masa sekolah dulu, sosok ibu yang hadir di setiap mata pelajaran adalah ibu guru. Personanya bisa galak, tegas, namun bisa juga menjadi keibuan dan penuh kasih sayang. Ibu guru tercinta, inilah 5 puisi yang diciptakan khusus untuk kalian:

 

  1. Sang Pelita Kelas

    Ibu guru, engkau lentera terang,
    Membimbing kami yang acap kali hilang arah,
    Dalam tiap kata yang kau sampaikan,
    Ada harapan yang tak pernah padam.

    Engkau bukan hanya guru di papan tulis,
    Namun juga ibu yang penuh kasih,
    Setiap senyum dan tegasmu adalah anugerah
    Menenangkan jiwa kami yang gelisah.

     

  2. Penamu

    Pena di tanganmu, ibu, bukan sekadar alat,
    Ia adalah tongkat ajaib,
    Mengubah kami dari kosong menjadi isi,
    Dari gelap menjadi terang.

    Dengan sabar kau tulis masa depan,
    Di hati kecil kami yang tak tahu banyak,
    Hingga akhirnya kami bisa berdiri,
    Berkat semua ilmu yang kau beri.

     

  3. Hujan di Musim Kemarau

    Ibu guru, kau hujan di musim kemarau,
    Kau matahari saat dingin menghimbau,
    Dalam diammu, kau menyimpan kesabaran,
    Dalam teguranmu, kau menyisipkan cinta.

    Kami tahu, lelahmu tak pernah kau tunjukkan,
    Namun kami sadar kasihmu tanpa batas,
    Hingga kami mengerti,
    Betapa berharganya dirimu.

     

  4. Nur yang Tak Pernah Padam

    Di tengah malam, aku tahu kau tak lelap,
    Menyusun rencana untuk esok pagi,
    Supaya kami, anak-anakmu,
    Kelak dapat menghadapi dunia dengan lebih baik.

    Engkau adalah pelita yang tak pernah padam,
    Memberi kami cahaya,
    Meski kadang kami lupa,
    Betapa besar jasamu, Ibu Guru.

     

  5. Surat Tanpa Suara

    Kami tak selalu menyapa ramah,
    Kadang kami lupa ucapkan terima kasih,
    Namun dalam hati kecil kami,
    Namamu selalu tertulis abadi.

    Ibu guru, ini surat tanpa suara,
    Namun penuh rasa,
    Untukmu yang mencintai kami,
    Tanpa syarat, tanpa pamrih.

     

5 Puisi Tentang Bapak Guru

Berbeda dengan ibu guru yang selalu dikenal sebagai sosok tegas yang penyayang. Bapak guru bisa menjadi tokoh antagonis atau malah protagonis yang humoris. 

 

Karakter bapak guru yang unik menjadi kenangan manis ketika mengingat masa sekolah dulu.

 

Inilah 5 puisi untuk guru, khususnya tentang bapak guru, untuk mengenang jasa mereka.

 

  1. Sang Penjaga Pintu Ilmu

    Bapak guru, penjaga pintu ilmu,
    Engkau buka dunia baru,
    Lewat tiap ilmu yang kau ajarkan,
    Kami melangkah lebih jauh.

    Di papan tulis itu, kau lukis mimpi,
    Meski tanganmu letih,
    Namun hatimu tak pernah menyerah,
    Membentuk kami menjadi pribadi terarah.

     

  2. Cahaya dalam Tegasmu

    Tegas suaramu, bapak guru,
    Bukan tanda kemarahan,
    Namun wujud perhatian,
    Agar kami belajar lebih baik.

    Kami paham, di balik wajah tegas,
    Ada kasih yang diam-diam berbisik,
    “Jadilah orang yang berarti,
    Seperti aku berusaha untukmu hari ini.”

     

  3. Tangan yang Membimbing

    Tanganmu, bapak, penuh cerita,
    Pernah mencoret buku, memegang kapur,
    Kini mengajarkan kami arti hidup,
    Dengan kisah dan nasihat penuh makna.

    Terima kasih atas waktu dan tenagamu,
    Kami tahu, sering kami membuatmu kecewa,
    Namun kau tetap membimbing,
    Karena kau percaya kami bisa.

     

  4. Pria Seribu Harapan

    Di balik senyummu,
    Ada seribu harapan yang kau titipkan,
    Agar kami kelak menjadi manusia yang berguna,
    Membawa ilmu yang kau ajarkan.

    Engkau pria dengan tekad baja,
    Menghadapi segala rintangan kehidupan,
    Hanya demi melihat kami tersenyum,
    Saat berhasil memahami dunia.

     

  5. Sosok Inspirasi

    Bapak guru, kau inspirasi kami,
    Dalam langkahmu, kami belajar kerja keras,
    Dalam ceritamu, kami temukan kebijaksanaan,
    Dalam senyummu, kami merasa aman.

    Tiada hari tanpa jasamu terukir,
    Di hati kami yang penuh tanya,
    Engkaulah jawabannya,
    Panutan dalam setiap langkah.

     

Baca juga: Cara Menggunakan Google Classroom untuk Mengajar

5 Puisi Tentang Jasa Guru

Jasa ibu dan bapak guru kita di masa lalu gak akan bisa terbalas. Begitu besar, hingga ketika dewasa, banyak penyesalan yang terpikirkan. Harusnya, ketika menjadi murid dulu, kita bisa lebih mengapresiasi kehadiran mereka di setiap harinya.

 

Inilah puisi untuk guru yang menggambarkan rasa manis pahit tersebut.

 

  1. Seharusnya

    Seharusnya, aku tak pernah bolos pelajaranmu.

    Seharusnya, aku lebih menyanyangimu.

    Seharusnya, aku tak bermain ketika kelasmu.

    Seharusnya, aku lebih memerhatikanmu.

    Seharusnya, aku lebih menghargaimu.

    Ibu dan Bapak Guru.

     

  2. Diamku yang Salah

    Aku ingat hari-hari di kelas itu,
    Ketika kau berdiri di depan kami,
    Memberi ilmu tanpa lelah,
    Sementara aku hanya diam tanpa rasa.

    Bahkan senyummu,
    Tak pernah ku balas sepenuh hati.
    Aku sibuk dengan duniaku,
    Tanpa memikirkan perjuanganmu.

    Kini, aku menyesal,
    Mengapa aku tak pernah berkata,
    "Terima kasih, Guru,"
    Saat kau masih ada di sana.

     

  3. Tetes Keringat yang Terlupakan

    Tiap tetes keringatmu,
    Adalah bukti cinta untuk kami,
    Namun aku, murid yang tak tahu diri,
    Membiarkannya hilang tanpa arti.

    Ketika kau menulis di papan,
    Aku malah mencoret-coret kertas,
    Ketika kau mengajar dengan semangat,
    Aku malah sibuk berkhayal tanpa batas.

    Sekarang aku sadar,
    Betapa berharganya setiap usahamu,
    Dan aku menyesal,
    Karena tak pernah mengapresiasimu.

     

  4. Seandainya Waktu Kembali

    Seandainya waktu bisa kembali,
    Aku ingin duduk di bangku itu lagi,
    Mendengar suaramu dengan lebih perhatian,
    Menghargai ilmumu dengan lebih mendalam.

    Terlalu banyak hari yang ku sia-siakan,
    Ketika aku lebih memilih malas,
    Dan menutup telinga dari nasihatmu,
    Yang kini kurindukan setiap malam.

    Guru, maafkan aku,
    Murid yang dulu begitu egois,
    Kini hanya bisa berjanji,
    Bahwa aku akan menjaga ilmu yang kau beri.

     

  5. Papan Tulis yang Penuh Harapan

    Di papan tulis itu, kau ukir mimpi kami,
    Namun aku hanya melihatnya sebagai coretan biasa,
    Tak pernah peduli,
    Bahwa di setiap garis, ada harapan besar darimu.

    Ketika kau berkata,
    "Kelak kau akan mengerti,"
    Aku tertawa dalam hati,
    Merasa tak butuh nasihat itu.

    Kini aku tahu,
    Semua yang kau ucapkan benar adanya.
    Namun guru, maafkan aku,
    Karena baru mengerti saat kau sudah jauh.

     

5 Puisi dari Mantan Murid ke Guru

Kini kita sudah dewasa. Banyak pelajaran hidup yang telah dirasa. Namun, salah satu yang paling berjasa menjadikan hidup kita penuh rasa adalah guru-guru kita di masa sekolah. 

 

Puisi ini adalah bentuk apresiasi untuk mereka yang telah membuat kita menjadi manusia berguna. Berikut adalah 5 puisinya.

 

  1. Kenangan yang Abadi

    Di bangku sekolah itu,
    Engkau berdiri dengan sabar,
    Memandang kami yang sibuk bermain,
    Tertawa, lupa akan waktu.

    Kini aku mengerti, guru,
    Tiap teguranmu adalah cinta,
    Tiap tugas yang kau berikan,
    Adalah bekal untuk perjalanan panjang.

    Aku telah sampai di tujuan,
    Menjadi apa yang kau harapkan,
    Semua berkatmu,
    Yang tak pernah menyerah mendidik kami.

     

  2. Jalan yang Kau Tunjukkan

    Guru, kau tunjukkan jalan,
    Di saat aku tersesat dalam keraguan,
    Kau ajarkan untuk bermimpi,
    Dan berani menghadapi realita.

    Kini aku berjalan di jalan itu,
    Membawa harapanmu sebagai lentera,
    Aku adalah bukti,
    Bahwa jasamu tak sia-sia.

    Terima kasih,
    Untuk ilmu yang kau tanam,
    Untuk doa yang kau panjatkan,
    Aku akan selalu mengingatmu.

     

  3. Dari Murid untuk Guru

    Hari ini aku berdiri,
    Dengan senyum dan bangga,
    Mengingat wajahmu, guru,
    Yang dulu penuh harap untuk kami.

    Tiap langkah ini,
    Adalah bagian dari mimpimu,
    Tiap pencapaian ini,
    Adalah wujud apresiasi untukmu.

    Kau percaya pada kami,
    Meski kadang kami ragu pada diri sendiri,
    Kini aku ingin kau tahu,
    Aku berhasil karena cintamu.

     

  4. Ilmu yang Tak Berakhir

    Guru, ilmumu mengalir,
    Seperti sungai yang tak pernah kering,
    Membawa aku pada laut kehidupan,
    Di mana aku menemukan tempatku.

    Kini aku berdiri di sini,
    Dengan pencapaian yang pernah kau bayangkan,
    Aku adalah karya dari tanganmu,
    Yang tak kenal lelah mendidik kami.

    Terima kasih,
    Untuk tiap pelajaran yang kau beri,
    Aku akan terus membawa namamu,
    Sebagai bagian dari ceritaku.

     

  5. Doa untuk Guru Tercinta

    Guru, kini aku tak lagi di kelasmu,
    Namun setiap ilmu yang kau ajarkan,
    Masih ada di hatiku,
    Menguatkanku di tiap langkahku.

    Aku adalah apa yang kau impikan,
    Seorang murid yang berguna,
    Seperti yang kau harapkan dalam doa,
    Di tiap malammu yang penuh lelah.

    Terima kasih, guru,
    Untuk harapan yang kau tanam,
    Untuk cinta yang kau berikan,
    Aku takkan pernah melupakanmu.

     

Baca juga: 5 Game Horor Android Menegangkan Ini Cocok Buat Mabar!

 

Jalin kembali komunikasi dan silaturahmi dengan para guru yang pernah jadi bagian hidupmu. Hubungi mereka dengan mengisi Pulsa Telkomsel, lalu sambung lagi tali silaturahmi yang mungkin pernah terputus.

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim