Deposito Berjangka: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitung | Telkomsel

Deposito Berjangka: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitung

Article

Secara garis besar, deposito merupakan metode penyimpanan uang di bank. Akan tetapi, berbeda dengan tabungan yang dapat diambil kapan saja, dana di deposito baru dapat dicairkan ketika sudah jatuh tempo.

 

Deposito terdiri atas beberapa jenis, seperti deposito valas, deposito syariah, deposito bertahap, dan deposito berjangka. Di antara banyaknya jenis deposito, deposito berjangka adalah yang paling umum dan paling banyak digunakan.

 

Kalau kamu penasaran dengan mekanisme deposito berjangka, kamu datang ke artikel yang tepat. Soalnya, melalui poin-poin berikut ini, Telkomsel akan menjabarkan serba-serbi deposito berjangka yang perlu kamu pahami.

 

  1. Pengertian Deposito Berjangka

  2. Manfaat Deposito Berjangka Bagi Nasabah

  3. Cara Menghitung dan Contoh Soal Deposito Berjangka

 

Sebagai catatan, kalau kamu tertarik dengan topik bahasan serupa, coba pelajari lebih dalam lewat aplikasi Kuncie dari Telkomsel, yuk! Dengan aplikasi tersebut, kamu bisa memperoleh banyak ilmu bermanfaat dari para expert di bidangnya.

 

Biar nggak semakin penasaran, langsung simak artikel berikut ini, ya!

 

Baca Juga: Deposito Online: Syarat, Cara Buka & Keunggulannya

 

Pengertian Deposito Berjangka

Sesuai namanya, deposito berjangka adalah metode penyimpanan yang durasi pencairannya mempunyai jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang ditetapkan bank biasanya bervariasi dan berada di rentang 3, 6, 12, sampai 24 bulan.

 

Selain dipakai untuk menyimpan uang, deposito berjangka biasanya dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Sebab, dengan bunga yang tinggi dan risiko yang tidak terlalu besar, bagi beberapa orang, metode penyimpanan satu ini dinilai menguntungkan.

 

Kendati demikian, untuk dapat membuka deposito berjangka, kamu perlu menyetorkan sejumlah uang sesuai dengan ketetapan bank. Selain itu, kamu juga tidak boleh mencairkan deposito sampai waktu jatuh tempo datang.

 

Nah, supaya kamu memperoleh pengetahuan yang lebih luas, yuk, simak penjelasan selanjutnya! 

 

Baca Juga: Apa Itu Bunga Deposito? Pengertian, Karakteristik & Cara Hitung

Manfaat Deposito Berjangka Bagi Nasabah

Secara garis besar, ada empat manfaat deposito berjangka yang membawa keuntungan bagi nasabah. Berikut penjabaran selengkapnya.

 

Setelah mengetahui manfaat deposito berjangka, apakah kamu tertarik untuk menyimpan uang dengan skema tersebut? Kalau iya, coba pelajari dulu, ya, bagaimana cara memperkirakan nilai akhir deposito yang bisa kamu dapatkan.

  1.   Suku Bunga Lebih Tinggi Alias Lebih Menguntungkan

    Sebenarnya, deposito berjangka merupakan salah satu produk bank yang mempunyai kemiripan prinsip dengan tabungan. Akan tetapi, dengan menyimpan uang di deposito berjangka, nasabah bisa lebih diuntungkan.

     

    Sebab, pada umumnya, bunga yang ditawarkan oleh skema tersebut lebih besar daripada tabungan. Biasanya, bunga tabungan hanya sebesar 0,5%; sedangkan bunga deposito bahkan bisa mencapai belasan persen.

     

    Dengan demikian, apabila nasabah memutuskan untuk menyetorkan uang ke deposito, ia bisa mendapatkan passive income dalam jumlah yang terbilang lumayan.

  2.   Bisa Dimanfaatkan sebagai Salah Satu Instrumen Investasi

    Dewasa ini, ada berbagai jenis instrumen investasi, seperti emas, surat berharga, obligasi, saham, dan lain sebagainya. Nah, ternyata, deposito berjangka juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi, lho!

     

    Soalnya, dengan menyimpan uang menggunakan skema tersebut, kamu bisa memperoleh keuntungan tanpa perlu memberikan setoran tambahan setiap bulannya.

     

    Selain itu, karena kamu juga tidak bisa mencairkan dana sebelum periode jatuh tempo, uang yang disimpan di deposito berjangka pun akan terhindar dari potensi terpakai dan bisa dimanfaatkan untuk masa depan.

  3.   Risiko Kerugian Tidak Terlalu Besar

    Salah satu keunggulan utama deposito berjangka adalah risiko kerugian yang minim. Sebab, dana yang disetorkan nasabah turut dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan tidak mengalami pergerakan yang fluktuatif.

 

Cara Menghitung dan Contoh Soal Deposito Berjangka

Jika kamu ingin melakukan investasi dengan tingkat suku bunga yang menjanjikan, deposito berjangka dapat dijadikan pilihan. Oleh sebab itu, sebelum menyetorkan sejumlah uang, kamu perlu tahu besaran keuntungan yang dapat kamu peroleh.

 

Nah, untuk memperkirakan nominal laba yang bisa kamu dapatkan, coba gunakan rumus berikut ini.

 

Rumus Deposito Berjangka = Setoran Pokok + (Bunga Deposito - Pajak Deposito).

 

Setelah melihat rumus tersebut, mungkin kamu bertanya-tanya perihal cara menghitung bunga deposito dan pajak deposito. Biar nggak kebingungan, langsung lihat rumusnya, ya, Guys!

 

Rumus Bunga Deposito = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/365.

 

Rumus Pajak Deposito = Pajak x Bunga Deposito.

 

Supaya kamu mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, Telkomsel coba kasih contoh soalnya, ya!

 

  1.   Soal Pertama

    Andin memutuskan untuk menyimpan uang sebesar Rp100.000.000 di deposito berjangka dengan durasi jatuh tempo selama tiga bulan. Ia diketahui harus membayar pajak deposito sebesar 25%.

     

    Apabila nilai suku bunga depositonya berada di angka 5%, berapa besaran nominal deposito yang dimiliki Andin ketika sudah jatuh tempo?

     

    Jawab:

    Bunga Deposito       = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/12

                                     = (Rp100.000.000 x 5% x 90)/365

                                     = Rp450.000.000/365

                                     = Rp1.232.876.

    Pajak Deposito         = Pajak x Bunga Deposito

                                      = 25% x Rp1.232.876

                                      = Rp308.219.

    Nilai Total Deposito = Setoran Pokok + (Bunga Deposito - Pajak Deposito)

                                    = Rp100.000.000 + (Rp1.232.876 - Rp308.219)

                                    = Rp100.000.000 + Rp924.657

                                    = Rp100.924.657.

    Jadi, nominal deposito berjangka yang dimiliki Andin setelah tiga bulan adalah Rp100.924.657.

  2.   Soal Kedua

    Bella mempunyai uang sebesar Rp50.000.000. Karena ingin memperoleh keuntungan, ia memutuskan untuk menyetor seluruh uangnya ke deposito berjangka yang jatuh tempo dalam kurun waktu enam bulan.

     

    Apabila bank tempat Bella menyimpan uang menetapkan suku bunga dan pajak deposito masing-masing sebesar 10% dan 15%, berapa nilai simpanan Bella saat sudah jatuh tempo?

     

    Jawab:

    Bunga Deposito       = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/12

                                     = (Rp50.000.000 x 10% x 180)/365

                                     = Rp900.000.000/365

                                     = Rp2.465.753.

    Pajak Deposito         = Pajak x Bunga Deposito

                                      = 15% x Rp2.465.753

                                      = Rp369.862.

    Nilai Total Deposito = Setoran Pokok + (Bunga Deposito - Pajak Deposito)

                                    = Rp50.000.000 + (Rp2.465.753 - Rp369.862)

                                    = Rp50.000.000 + Rp2.095.891

                                    = Rp52.095.891.

    Jadi, nominal deposito berjangka yang dimiliki Bella setelah enam bulan adalah Rp52.095.891.

  3.   Soal Ketiga

    Clara memberikan setoran pokok sebesar Rp200.000.000 ke deposito berjangka yang mempunyai bunga senilai 12% dan pajak sebesar 18%. Berapa nilai deposito Clara ketika jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan?

     

    Jawab:

    Bunga Deposito       = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/12

                                     = (Rp200.000.000 x 12% x 360)/365

                                     = Rp8.640.000.000/365

                                     = Rp23.671.232.

    Pajak Deposito         = Pajak x Bunga Deposito

                                     = 18% x Rp23.671.232

                                     = Rp4.260.821.

    Nilai Total Deposito = Setoran Pokok + (Bunga Deposito - Pajak Deposito)

                                    = Rp200.000.000 + (Rp23.671.232 - Rp4.260.821)

                                    = Rp200.000.000 + Rp19.410.411

                                    = Rp219.410.411.

    Jadi, nominal deposito berjangka yang dimiliki Clara setelah dua belas bulan adalah Rp219.410.411.

 

Baca Juga: 6 Cara Memilih Bank untuk Cuan Bunga Deposito Jangka Panjang

 

Itu dia serba-serbi deposito berjangka yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Guys!

 

Anyway, kalau kamu belum tahu ingin menggunakan instrumen investasi apa dan masih menyimpan dana di berbagai bank, kamu bisa sangat dipermudah dengan aplikasi Telkomsel Redi, lho!

 

Soalnya, dengan aplikasi tersebut, kamu dapat melakukan transfer antarbank dalam hitungan detik, mendapatkan reminder perihal pembayaran tagihan tertentu, sampai mengeksekusi pembagian tagihan (split bill) dengan cepat. Selamat mencoba!

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim