Mengenal Merti Desa, Upacara Masyarakat Jawa

Mengenal Merti Desa, Upacara Masyarakat Jawa

Merti Desa adalah upacara adat yang biasanya dilaksanakan di desa-desa Jawa, yang merupakan bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah dan sebagai permohonan keselamatan bagi masyarakat. 

 

Kata "Merti" berarti bersih atau memberi syukur, sementara "Desa" berarti desa. Ritual ini berakar dari kepercayaan lokal yang menggabungkan unsur animisme, Hindu, dan Islam, dengan fokus pada keharmonisan antara manusia, alam, dan roh leluhur.

 

Upacara Merti Desa biasanya dimulai dengan persiapan gotong royong masyarakat, seperti membersihkan desa dan menyiapkan tempat-tempat yang akan digunakan untuk upacara. 

 

 

Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, pelaksanaan Merti Desa mulai terkendala oleh urbanisasi dan globalisasi yang menyebabkan menurunnya minat masyarakat muda untuk melestarikan tradisi ini.

 

Namun, masih ada upaya dari komunitas lokal untuk menjaga dan melanjutkan praktik ini dengan melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan.

 

Merti Desa bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga menjadi simbol penting dalam menjaga kearifan lokal dan identitas budaya. 

 

Sebelum membahas tentang acara Merti Desa, pastikan ponselmu sudah dilengkapi dengan kuota terbaik dari Telkomsel agar sinyal tetap stabil. Kamu bisa aktifkan Paket Internet Sakti lewat aplikasi MyTelkomsel, ya.

 

Baca Juga: Serba-Serbi Candi Borobudur untuk Kamu Ketahui!

 

 

Pengertian Merti Desa

 

Merti Desa adalah kegiatan serupa dengan Merti Desa, tetapi lebih terbatas pada lingkungan Desa atau pemukiman yang lebih kecil. 

 

Merti Desa juga dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan permohonan keselamatan bagi masyarakat Desa tersebut. Biasanya, Merti Desa diadakan secara lebih sederhana dibandingkan Merti Desa.

 

Kegiatan ini mencakup upacara adat, doa bersama, dan persembahan hasil bumi yang diharapkan dapat membawa keberkahan bagi kehidupan mereka. Merti Desa juga berfungsi untuk mempererat hubungan antarwarga Desa.

 

 

Pelaksanaan Tradisi Merti Desa

 

Persiapan Merti Desa membutuhkan persiapan yang matang, melibatkan seluruh masyarakat desa. Persiapan dimulai dengan musyawarah yang melibatkan tokoh adat, kepala desa, dan warga untuk menentukan waktunya.

 

Salah satu bagian penting dari persiapan adalah pengumpulan bahan-bahan untuk persembahan sesaji, yang biasanya terdiri dari hasil bumi seperti padi, jagung, sayur-mayur, dan buah-buahan. 

 

Selain itu, bahan-bahan tradisional seperti tumpeng, ayam, dan kue-kue adat juga disiapkan sebagai bagian dari simbol syukur dan permohonan keselamatan.

 

Selama proses persiapan, warga desa secara gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar, termasuk jalanan dan area pemukiman. Ini merupakan simbol dari pembersihan rohani dan fisik sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan leluhur. 

 

Beberapa desa juga melakukan tradisi yang melibatkan pembuatan sesaji yang akan dipersembahkan di tempat-tempat suci atau di tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dan leluhur.

 

Pada hari pelaksanaan, semua warga akan berkumpul di tempat yang telah disiapkan untuk mengikuti rangkaian upacara adat. Tradisi ini juga dilengkapi dengan hiburan seperti kesenian tradisional, pertunjukan wayang, atau musik lokal. 

 

Semua rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk mempererat rasa kebersamaan antar warga desa serta menjaga kelestarian budaya dan tradisi yang telah turun-temurun.

 

Baca Juga: Panduan ke Tempat Wisata di Jogja, dari Pagi ke Malam

 

Upacara dan Ritual dalam Merti Desa

 

Upacara dan ritual Merti Desa merupakan bagian inti dari tradisi ini, di mana masyarakat desa mempersembahkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan leluhur mereka, serta memohon keselamatan dan kesejahteraan. 

 

Ritual ini dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemimpin adat atau tokoh agama setempat. Doa tersebut berisi ungkapan terima kasih atas hasil bumi yang melimpah dan harapan akan berkah yang terus mengalir bagi masyarakat desa.

 

Selama upacara, masyarakat juga mengadakan prosesi sesaji, di mana berbagai bahan alami seperti padi, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tumpeng disusun sebagai simbol rasa syukur. 

 

Sesaji ini diletakkan di tempat-tempat yang dianggap keramat atau di lokasi yang memiliki nilai spiritual tertentu, seperti di depan rumah, di sawah, atau di tempat pertemuan warga. 

 

Beberapa tempat juga mengadakan prosesi seperti "nyekar", yakni membawa bunga dan sesaji ke makam leluhur.

 

Ritual lain yang sering dijumpai adalah "wayangan" atau pertunjukan seni yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai kearifan lokal. Kesenian ini biasanya dilakukan malam hari setelah rangkaian upacara utama. 

 

Pada malam tersebut, warga berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit atau tontonan lainnya yang sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

 

Upacara Merti desa juga mengandung unsur kekeluargaan dan kebersamaan, karena seluruh warga turut berpartisipasi dalam setiap tahapannya. 

 

Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga hiburan, setiap bagian dari ritual ini berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi antar warga serta menjaga kelestarian adat dan budaya yang ada di desa.

 

Itulah penjelasan mengenai acara Merti Desa yang wajib kamu kunjungi. Semoga informasi ini bermanfaat! Untuk mendapatkan informasi serupa, kamu bisa cek media sosial dengan memanfaatkan Kuota Ketengan dari Telkomsel.

 

Baca Juga: Di Malioboro Ada Apa, Sih, Sampai Wajib Dikunjungi?

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim