Sosok Sherlock Holmes bisa dibilang salah satu tokoh budaya populer paling berpengaruh di abad ke-20. Walau kini mungkin banyak dari kamu yang gak terlalu mengenal siapa itu Sherlock Holmes, tapi detektif ini jelas punya pengaruh besar dalam budaya pop dulu hingga sekarang.
Sherlock Holmes diciptakan oleh seorang novelis asal Inggris bernama Sir Arthur Conan Doyle di tahun 1887. Udah lebih dari 100 tahun lalu, tokoh ini tetap diolah dan didaurulang dalam sebuah karya hingga saat ini, membuat Sherlock Holmes menjadi karakter yang abadi.
Penasaran dengan sejarah detektif ulung ini dan bagaimana sosoknya menjadi sebuah fenomena global yang bertahan hingga ratusan tahun? Kalem, teka-tekinya akan diungkap dalam beberapa poin di bawah ini~
Baca juga: 7 Rekomendasi Serial Netflix Detektif Terbaik yang Bikin Penasaran
Udah banyak banget kisah Sherlock Holmes yang dibuat jadi film dan serial TV, salah dua yang paling ngetop adalah ‘Sherlock Holmes’ garapan Guy Ritchie yang dibintangi oleh Robert Downey Junior dan ‘Sherlock’, serial TV yang dibintangi Benedict Cumberbatch.
Kabar gembira karena semuanya bisa kamu tonton di Netflix dengan berlangganan lewat MyTelkomsel,. Gak cuma Sherlock aja, ada banyak cerita lain yang bisa kamu tonton dari berbagai genre film atau serial. Pokoknya seru banget!
Nah, gak perlu lama-lama yuk kenalan lebih dekat dengan Sherlock Holmes, apakah sosoknya fiktif atau ada beneran?
Sejarah Sherlock Holmes
Sherlock Holmes pertama kali muncul dalam novel A Study in Scarlet yang diterbitkan tahun 1887. Pada awalnya, novel ini bukanlah karya yang langsung booming. Bahkan, Sir Arthur Conan Doyle sempat ragu kalau karakter ini bakal sukses.
Tapi ternyata, Holmes dengan cepat mencuri perhatian publik. Kebanyakan orang tertarik sama gaya penyelidikan Holmes yang pakai logika tajam dan observasi detail—sesuatu yang jarang ditemukan di cerita-cerita detektif pada masa itu.
Karakter Holmes terinspirasi dari Dr. Joseph Bell, seorang dosen di Edinburgh University yang dikenal punya kemampuan observasi luar biasa. Bell bisa menebak pekerjaan seseorang hanya dari cara mereka berjalan atau berpakaian.
Doyle, yang saat itu adalah mahasiswa kedokteran, terinspirasi dari gurunya dan menciptakan karakter detektif yang mirip: cerdas, analitis, dan sedikit eksentrik.
Meski A Study in Scarlet tidak langsung meledak, cerita selanjutnya yang diterbitkan dalam bentuk serial pendek di The Strand Magazine pada tahun 1891 menjadi titik balik popularitas Holmes.
Dengan judul seperti The Adventures of Sherlock Holmes, Doyle menciptakan dunia di mana Holmes bersama sahabat setianya, Dr. John Watson, memecahkan berbagai kasus aneh dan rumit. Pembaca pun langsung jatuh cinta pada gaya narasi Watson dan eksentrisitas Holmes.
Fun fact: Pada awalnya, Doyle sebenarnya sempat "bosan" dengan karakter Holmes. Ia merasa bahwa kesuksesan tokoh ini justru membayangi karya-karyanya yang lain. Cukup wajar untuk seorang penulis merasa jenuh dengan karyanya sendiri.
Makanya, Doyle sempat memutuskan untuk "membunuh" Holmes dalam cerita The Final Problem (1893), di mana Holmes dan musuh bebuyutannya, Profesor Moriarty, sama-sama jatuh ke jurang.
Namun, karena desakan pembaca yang kecewa, Doyle akhirnya menghidupkan kembali Holmes di The Return of Sherlock Holmes pada 1903 dan berakhir dengan judul The Valley of Fear di tahun 1915.
Karakter Sherlock Holmes adalah karakter fiktif, jadi gak ada di dunia nyata. Walau gitu, karakter ini tetap terinspirasi oleh figur-figur nyata seperti Joseph Bell, seorang dosen dari Sir Arthur Conan Doyle sendiri.
.Baca juga: 5 Novel Keigo Higashino Wajib Dibaca Fans Cerita Misteri
Pengaruh Sherlock Holmes dalam Budaya Populer
Sherlock Holmes bukan cuma legenda buku. Dia sudah diadaptasi ke berbagai media. Siapa yang bisa lupa dengan versi modern Holmes yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch dalam serial Sherlock (2010-2017) atau Robert Downey Jr. di film Sherlock Holmes (2009)?
Bahkan sampai sekarang, Holmes tetap relevan karena karakter ini bisa "didaur ulang" ke dalam berbagai versi tanpa kehilangan daya tarik. Karakter detektif yang cerdas, kadang arogan, tetap disukai karena ketajaman analisisnya adalah paket lengkap yang jadi magnet.
Penokohan ini juga yang akhirnya menjadi inspirasi bagi karakter-karakter populer lainnya seperti Bruce Wayne (Batman), bahkan Conan Edogawa yang seperti namanya terinspirasi oleh sang penulis novel Sherlock yaitu Sir Arther Conan Doyle.
Banyak karakter dalam sastra dan media modern yang terinspirasi oleh Holmes, seperti Dr. Gregory House dari House M.D., yang juga punya kepribadian eksentrik dan metode berpikir logis.
Bahkan, karakter superhero seperti Batman juga menunjukkan pengaruh Holmes, dengan pendekatan investigatif dan analitis dalam memerangi kejahatan. Holmes juga mempopulerkan gagasan tentang “sidekick” yang berguna sebagai penyeimbang karakter utama.
Dalam hal ini, Dr. Watson menjadi template sidekick yang setia, yang membantu kita, pembaca atau penonton, memahami metode kompleks sang detektif. Akhirnya, di masa sekarang setiap tokoh utama pasti punya “sidekick” sebagai pendampingnya.
Dalam dunia literatur, Holmes dianggap sebagai salah satu pondasi terbentuknya genre detektif dan kriminal yang populer hingga kini. Gaya penulisan Arthur Conan Doyle dalam membangun misteri kompleks dan menantang pembaca untuk ikut memecahkannya jadi pondasi utamanya.
Kamu Bisa Menulis Kisah Sherlock Holmes Sendiri
Tahukah kamu jika sebenarnya kamu juga bisa menulis karakter Sherlock Holmes-mu sendiri, membuatnya sebagai novel, dan menjualnya dengan bebas tanpa harus membayar royalti kepada Sir Arthur Conan Doyle.
Hal itu karena karakter Sherlock Holmes udah masuk ke dalam daftar Public Domain alias udah jadi punya publik. Artinya, karakter Sherlock Holmes bisa dengan bebas didaur ulang oleh siapapun tanpa harus membayar royalti.
Ceritanya, pada tahun 2023 lalu Sherlock Holmes telah masuk ke dalam daftar milik publik karena telah melewati durasi perlindungan hak cipta yang berlangsung selama 95 tahun. Hal ini membuat Sherlock Holmes bergabung sama karakter kaya Peter Pan, Tarzan, dan Dracula.
Kenapa begitu? Karena karakter-karakter di atas udah jadi milik publik juga, makanya kamu bisa nonton banyak adaptasi tokoh mereka yang drilis secara komersial dan bukan fan fiction.
Karena udah jadi milik publik, artinya kamu pun bisa menjual dan mempublikasikan kisah Sherlock Holmes-mu sendiri dengan karakterisasi yang bisa aja jauh dari apa yang publik kenal, karena kamu bisa bebas berkreasi menciptakan Sherlock-mu sendiri.
Sherlock Holmes telah abadi menjadi karakter yang lebih dari seorang detektif ulung, tapi tokoh ulung, cerdik, arogan, dan karismatik yang pandai memecahkan misteri kriminal. Penokohannya akhirnya melahirkan banyak banget karakter populer yang muncul di generasi selanjutnya.
Baca juga: Sinopsis Ali Topan: Anak Jalanan dari Keluarga Berantakan!
Nikmati semua tontonan seru di Netflix dengan berlangganan melalui MyTelkomsel. Bukan cuma Sherlock, tapi juga berbagai film dan serial dari beragam genre siap menemani waktu santaimu. Jangan sampai ketinggalan keseruannya!