Sinopsis dan Review Novel School for Good and Evil

novel school for good and evil

Novel School for Good and Evil adalah novel fantasi karangan Soman Chainani yang diterbitkan pada tahun 2013 silam. Sampai saat ini, serial novel tersebut sudah mempunyai enam judul yang menceritakan petualangan seru dan menegangkan.

 

Secara garis besar, sesuai namanya, novel School for Good and Evil menceritakan dua sekolah magis perbedaan kontras. Satu sekolah dikhususkan bagi mereka yang memang jelmaan kebaikan, sedangkan sekolah lain dibuat untuk para penjahat.

 

Apakah kamu ingin mengetahui sinopsis dan resensi novel School for Good and Evil? Kalau iya, kamu datang ke artikel yang tepat! Soalnya, melalui artikel yang dirangkum ke dalam poin-poin berikut, Telkomsel akan menjelaskannya kepadamu~

 

  1. Sinopsis Novel The School for Good and Evil

  2. Review Novel The School for Good and Evil

  3. Sekilas tentang The School for Good and Evil Versi Netflix

 

Sebagai informasi tambahan, menurut kabar yang beredar di kalangan penggemar, novel School for Good and Evil seri kedua diyakini akan ikut dialihwahanakan ke dalam bentuk film yang ditayangkan di Netflix.

 

Kalau kamu termasuk penggemar berat novel ini dan ingin menyaksikan interaksi para karakter dalam bentuk yang berbeda, jangan lupa berlangganan Netflix melalui MyTelkomsel dan tonton film pertamanya terlebih dahulu, ya!

 

Tanpa menunggu lebih lama lagi, yuk, langsung simak artikel berikut ini!

 

Baca Juga: Sinopsis dan Review Novel Sang Alkemis Karya Paulo Coelho

 

Sinopsis Novel School for Good and Evil

Novel The School for Good and Evil seri pertama dimulai dengan kejadian mengejutkan yang menimpa Sophie dan Agatha, dua orang anak perempuan yang bertolak belakang namun sudah menjalin pertemanan sejak lama.

 

Tanpa diduga, Sophie dan Agatha tiba-tiba saja diculik dari desa tempat mereka menetap, yaitu Desa Gavaldon, dan dibawa menuju hutan terlarang oleh kekuatan yang tidak dikenal.

 

Rupanya, kekuatan yang menyeret mereka secara paksa berkaitan dengan Sekolah Kejahatan dan Sekolah Kebaikan. Setiap empat tahun sekali, pihak sekolah memang akan menculik muda-mudi dari Desa Gavaldon untuk dilatih.

 

Pelatihan yang diterapkan oleh pihak sekolah tentunya lain dari biasanya. Sebab, anak-anak yang diambil secara paksa akan dididik untuk menjadi pahlawan dan penjahat di legenda atau kisahnya sendiri.

 

Perlu diketahui bahwa Sekolah Kejahatan dan Sekolah Kebaikan dipercaya sebagai lembaga di balik dongeng-dongeng mendunia, seperti Cinderella dan dongeng legendaris lainnya.

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, meskipun keduanya bersahabat, Sophie dan Agatha mempunyai kepribadian dan nasib yang bertolak belakang. Semua orang yang melihat mereka berdua pasti setuju akan hal tersebut.

 

Sophie adalah definisi malaikat. Ia cantik, pintar, ramah, dan berasal dari keluarga yang berkecukupan. Sementara itu, Agatha merupakan sosok yang jutek, berwajah buruk rupa, miskin, dan tinggal di kompleks pemakaman.

 

Ternyata, saat dites, Sophie harus masuk ke Sekolah Kejahatan, sedangkan Agatha masuk ke Sekolah Kebaikan. Hal ini tentunya mencengangkan. Sewaktu menjalani hari-hari pun, keduanya merasa tidak betah dan selalu berusaha untuk kabur.

 

Agatha merasa tidak cocok berada di Sekolah Kebaikan. Ia gagal di sebagian besar pelajaran dan tidak merasakan perubahan signifikan. Namun, ia mengetahui bahwa dirinya ternyata mampu mengabulkan keinginan makhluk atau orang lain.  

 

Di sisi lain, Sophie juga berusaha mati-matian untuk gagal di semua mata pelajaran. Akan tetapi, ia justru berhasil meraih peringkat pertama di kelas. Tak hanya itu, ia pun jatuh cinta pada Tedros, salah satu keturunan Raja Arthur.

 

Singkat cerita, setelah keduanya berkesempatan untuk bertemu, mereka sepakat untuk kabur bersama supaya bisa menjalani kehidupan normal. Sayangnya, niat hanyalah niat karena mereka ,mendapati fakta mengejutkan.

 

Saat sedang berada di menara tinggi, keduanya melihat ada storian alias pena bulu ajaib yang sedang menuliskan kisah dengan Sophie dan Agatha sebagai tokoh utamanya.

 

Hal ini sangat tidak lazim karena biasanya, siswa Sekolah Kebaikan dan Sekolah Kejahatan baru mendapatkan kisah sendiri sewaktu dinyatakan lulus studi. 

 

Maka dari itu, pihak sekolah tidak bisa memulangkan mereka karena mau tidak mau, keduanya mesti menjalani kisah yang sudah dituliskan.

 

Usai menyimak sinopsis singkatnya, mari berpindah ke pembahasan selanjutnya!

 

Review Novel School for Good and Evil

NovelThe School for Good and Evil mempunyai ide yang cukup unik dan segar. Adanya sekolah magis yang mendidik siswanya untuk mampu memahami definisi kebaikan dan kejahatan yang sesungguhnya dianggap seru untuk dibaca.

 

Selain itu, novel ini juga menghadirkan ilustrasi pendukung yang meningkatkan pengalaman membaca. Ada pula penggambaran menarik mengenai setiap karakternya yang turut mengalami development signifikan dari awal sampai akhir.

 

Hanya saja, Soman Chainani dinilai kurang fokus pada isu yang benar-benar penting dan kerap kali lompat dari satu topik pembahasan ke topik pembahasan lainnya sehingga ada ketidakjelasan yang cukup membingungkan.

 

Yuk, lanjut ke penjabaran berikutnya!

 

Baca Juga: Tertarik Buku Dunia Sophie? Yuk Cek Sinopsis & Reviewnya!

Sekilas tentang School for Good and Evil Versi Netflix

The School for Good and Evil sudah diadaptasi ke film berdurasi 2 jam 29 menit yang tayang di Netflix. Film ini diperankan oleh Sophia Anne Caruso, Sofia Wylie, dan Charlize Theron serta disutradarai oleh Paul Feig.

 

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, diketahui bahwa kisah Sophie dan Agatha versi novel dan film mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah latar tempatnya

 

Di novel, Sophie dan Agatha digambarkan sebagai anak berusia dua belas tahun, sedangkan di film, keduanya berada di usia 18–19 tahun. Sekolah Kejahatan dan  Sekolah Kebaikan pun diperuntukkan bagi siswa dengan usia tersebut.

 

Selain itu, untuk menyajikan film fantasi yang mampu menimbulkan decak kagum dan tetap memuaskan penonton, tim produksi film juga menyesuaikan beberapa adegan sehingga tidak terlalu mirip dengan novelnya. 

 

Meskipun belum ada pengumuman resmi, berdasarkan kabar yang beredar di kalangan penggemar, sekuel film The School for Good and Evil kemungkinan besar akan digarap oleh Netflix. Penggemar tentunya menyambut baik kabar ini.

 

Baca Juga: Sinopsis dan Review Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

 

Itu dia informasi mengenai sinopsis dan review novel School for Good and Evil. Semoga bermanfaat dan dapat memberikan gambaran yang mendorong kamu untuk membaca masterpiece satu itu, ya!

 

Sebagai catatan, kalau kamu memang tertarik untuk melakukan pembelian buku tersebut atau buku-buku fantasi lainnya, kamu selalu dapat berkunjung ke toko buku, baik toko buku khusus impor maupun toko buku dalam negeri.

 

Nah, ketika hendak melakukan pembayaran di bookstore, kamu bisa memanfaatkan LinkAja, lho! Caranya pun gampang banget karena kamu tinggal unduh aplikasinya dan lakukan pembayaran via tap NFC atau scan QR.

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim