Buat kamu yang sedang berbisnis atau belajar bisnis, pernah nggak sih dengar tentang konsinyasi?
Mungkin istilah ini terdengar asing, namun sejatinya praktek bisnis ini telah banyak digunakan dalam kegiatan bisnis sehari hari.
Secara singkat, konsinyasi adalah praktek bisnis dimana produsen menitipkan barangnya untuk dijualkan ke pemilik toko. Pemilik toko akan mendapatkan bagi hasil dari penjualan barang tersebut.
Supaya lebih jelas lagi, simak penjelasan mengenai sistem ini sampai akhir di artikel ini ya. Siapa tahu kamu bisa memanfaatkan sistem bisnis ini untuk mengembangkan usahamu.
Selain belajar tentang sistem bisnis di artikel ini, kamu juga bisa belajar seluk beluk dunia bisnis lebih mendalam di aplikasi Kuncie.
Aplikasi ini dirancang oleh Telkomsel secara khusus buat kamu untuk belajar lebih dalam mengenai dunia bisnis. Kamu bisa mendapatkan insight dari pebisnis yang sudah sukses hingga dibantu menyusun rencana bisnismu sendiri!
Baca Juga Peran Edukasi Digital dalam Membangun Bisnis Rumahan
Apa Itu yang Dimaksud dengan Konsinyasi?
Konsinyasi adalah sistem transaksi penjualan yang dilakukan dengan perjanjian oleh kedua belah pihak. Pihak pertama adalah pemilik barang yang akan menyerahkan barangnya pada pihak kedua. Sementara pihak kedua akan menjualkan barang milik pihak pertama dan mendapatkan komisi yang sudah disepakati.
Pihak pertama atau pemilik barang disebut dengan consignor sementara pihak kedua yang dititipi barang disebut sebagai consignee. Perjanjian antara consignor dan consignee ini juga memiliki batas waktu tertentu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Apa Contoh Konsinyasi?
Saat bulan puasa, kamu berinisiatif berjualan puding untuk takjil dan menitipkannya pada pedagang takjil dengan perjanjian bagi hasil 10% pada penjual takjil. Nah, jika malam hari namun pudingmu masih sisa karena tidak laku, maka penjual takjil akan mengembalikan pudingnya ke kamu.
Sistem bisnis bagi hasil seperti ini seringkali terjadi tanpa kamu sadari di warung warung kecil atau toko kelontong di sekitar kita. Dimana ada penjual kerupuk menitipkan kerupuknya untuk dijualkan di toko kelontong ataupun penjual kue basah yang menitipkan kuenya ke pedagang ke di pasar. Itu semua adalah contoh konsinyasi yang diterapkan dalam bisnis di sekitarmu.
Baca Juga Mengenal Business Intelligence yang Bisa Bantu Bisnismu
Apa Tujuan dari Sistem Konsinyasi?
Tujuan dari sistem bisnis adalah mencapai keuntungan bagi kedua belah pihak. Pihak consignor bertujuan untuk mendapatkan bantuan agar produknya dijualkan. Ia juga bisa memperluas ekspansi penetrasi pasar dengan sistem ini.
Sedang pihak consignee juga bertujuan mendapatkan barang untuk dapat dijual di tokonya. Ia juga bisa mendapatkan tambahan komisi hanya dari menjualkan barang milik consignor.
Bagaimana Cara Kerja Konsinyasi?
Sebagai gambaran mengenai cara kerja dari sistem ini, kamu bisa simak contoh kasus seperti di bawah ini.
Ada seorang produsen baju memiliki 50 kemeja dan 30 jaket dan ia ingin menjual barangnya di toko retail fashion. Produsen baju tersebut membuat perjanjian dengan pemilik toko retail fashion untuk menjualkan 50 kemeja dan 30 jaket selama 90 hari dengan komisi sejumlah 40% dari masing masing item.
Selama kurun waktu 90 hari ternyata kemeja terjual habis sedangkan jaket tersisa 5 buah. Maka sisa 5 jaket tersebut akan dikembalikan pada produsen dan pemilik retail mendapatkan komisi untuk barang yang berhasil terjual.
Apa Kelebihan Sistem Konsinyasi?
Ada beberapa kelebihan yang dari sistem kerjasama bisnis ini. Baik bagi pemilik barang maupun bagi pihak yang menjualkan barangnya.
Adapun kelebihan untuk pemilik barang atau consignor sebagai berikut:
- Menghemat Biaya Pelayanan dan Menambah Tenaga Kerja
- Bisa Fokus pada Proses Produksi atau Penyediaan Barang
- Menghemat Biaya Produksi dan Memperluas Pasar
Sementara kelebihan yang akan didapatkan oleh pihak penjual atau consignee adalah:
- Meminimalisir Risiko Kerugian
- Menambah Stok Produk d Toko
- Mendapatkan Keuntungan Tanpa Keluar Modal
Kekurangan Sistem Konsinyasi
Konsinyasi memang menawarkan kemudahan, namun ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut kekurangan sistem konsinyasi:
Kekurangan Bagi Pemilik Barang (Consignor)
- Pembayaran rentan tertunda sehingga bisa menyebabkan masalah cash flow.
- Tetap menanggung resiko barang tidak laku.
- Kurang leluasa mengontrol proses penjualan yang bisa berdampak pada brand image produk.
- Potensi konflik dengan penjual lainnya yang sama-sama menjual produk sejenis.
Kekurangan Bagi Penjual (Consignee)
- Consignee bertanggung jawab penuh untuk menyimpan dan merawat barang dengan baik sampai terjual. Sehingga kerusakan barang ada pada consignee.
- Consignee harus bisa melakukan penempatan barang konsinyasi dengan baik agar hasil penjualan sesuai dengan ekspektasi pemilik barang.
Baca Juga : Cara Mencari Ide Bisnis yang Sesuai dengan Kamu
Wah, ternyata sistem bisnis ini cukup menarik untuk dipelajari dan diterapkan ya! Baik sebagai consignor maupun consignee keduanya mendapatkan keuntungan yang setara.
Apakah kamu tertarik untuk memperluas usaha bisnismu dengan sistem konsinyasi ini? atau bahkan kamu tertarik untuk menjadi consignee dan menjualkan barang barang dari pemiliknya?
Apapun yang kamu pilih, kamu bisa belajar lebih jauh mengenai sistem bisnis bersama para mentor bisnis yang expert di platform Kuncie. Yuk download dan dapatkan beragam insight untuk menambah pengetahuanmu dalam dunia bisnis!