Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Isi Naskah, & Contoh Puisi | Telkomsel

Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Isi Naskah, & Contoh Puisi

Article

Sebelum Indonesia merdeka di tahun 1945, ada satu peristiwa penting pada tahun 1928 yang dikenal dengan Hari Sumpah Pemuda. Hari bersejarah tersebut selalu diperingati setiap tahunnya di tanggal 28 Oktober.

 

Memperingati hari bersejarah ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mengetahui sejarah dan meresapi perjuangan para penggagasnya lewat medium puisi. Untuk itu, artikel ini akan membahas sejarah dan isi naskah, serta contoh puisi Sumpah Pemuda.

 

 

Tujuan peringatan Hari Sumpah Pemuda adalah menyatukan semangat memiliki sebagai bangsa Indonesia oleh para pemuda dari berbagai daerah. Pada masa ini, semangat persatuan bisa diimplementasikan dengan bangga memakai produk asli Indonesia.

 

Kebanggaan menggunakan produk asli Indonesia bisa dilakukan salah satunya dengan jadi pengguna setia Telkomsel. Pasalnya, provider telekomunikasi nomor 1 Indonesia ini menyediakan jangkauan internet yang kuat dan luas sampai ke pelosok daerah.

 

Nggak hanya itu, pengguna juga bisa memilih pakai kartu prabayar atau pascabayar dari Telkomsel. Plus, kamu bisa menikmati kemudahan menggunakan layanan Telkomsel lewat aplikasi MyTelkomsel, lho!

 

Nah, supaya hatimu makin tergerak mengimplementasikan semangat persatuan ini, yuk simak pembahasan sejarah, isi naskah, dan contoh puisi Sumpah Pemuda berikut!

 

Sejarah Hari Sumpah Pemuda

Peristiwa Sumpah Pemuda diawali dengan penyelenggaraan Kongres Pemuda I pada 30 April–2 Mei 1926. Pertemuan yang diinisiasi oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia ini menghasilkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagai hal yang ideal bagi para pemuda.

 

Dua tahun berselang, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia kembali menggelar Kongres Pemuda II yang berlangsung dari 27–28 Oktober 1928. Pertemuan ini lagi-lagi mengajak seluruh organisasi pemuda dari berbagai latar yang berbeda.

 

Perwakilan organisasi pemuda yang hadir pada Kongres Pemuda II, di antaranya Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Java, Pemuda Kaum Betawi, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, Pemoeda Indonesia, dan Jong Islamieten Bond. 

 

Kongres Pemuda II memiliki tiga agenda rapat di tiga gedung berbeda. Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng pada tanggal 27 Oktober 1928 dan membahas arti serta kaitan pemuda dengan persatuan. 

 

Sementara itu, pada rapat kedua dilaksanakan di gedung Oost-Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928 membahas mengenai pendidikan bangsa. 

 

Terakhir, rapat ketiga dilaksanakan pada hari yang sama di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat dengan agenda pembahasan mengenai pentingnya nasionalisme dan demokrasi. 

 

Rapat ketiga ditutup dengan terwujudnya kesepakatan para pemuda dalam bentuk Sumpah Setia (Sumpah Pemuda). Hasil dari rapat ketiga inilah yang menjadi tonggak bersejarah bagi Hari Sumpah Pemuda.

 

Baca Juga: 10 Film tentang Kemerdekaan Indonesia Bikin Banjir Air Mata!

 

Isi Naskah Sumpah Pemuda

Pada Kongres II para perkumpulan pemuda yang hadir bersepakat untuk membuat ikrar di hari kedua penyelenggaraannya. Ikrar atau sumpah ini kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda yang terdiri atas tiga butir utama sebagai berikut.

 

Pertama.

Kami Putera dan Puteri Indonesia, 

Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, 

Tanah Indonesia.

 

Kedua.

Kami Putera dan Puteri Indonesia, 

Mengaku Berbangsa yang Satu,

Bangsa Indonesia.

 

Ketiga.

Kami Putera dan Puteri Indonesia, 

Menjunjung Bahasa Persatuan,

Bahasa Indonesia.

 

Dari ketiga butir sumpah tersebut, pemuda bersepakat bahwa kesadaran persatuan Indonesia bisa diawali dari tiga hal, yaitu mengakui Indonesia sebagai tanah air dan bangsa, serta menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

 

Baca Juga: Belajar Sejarah di Hari Kemerdekaan Indonesia, Yuk!

 

Contoh Puisi Sumpah Pemuda

Pada masa ini, kita bisa meresapi perjuangan para penggagas Sumpah Pemuda melalui medium puisi. Puisi merupakan medium yang ringkas dan padat supaya kita memaknai nilai-nilai Sumpah Pemuda di dalamnya.

 

Berikut adalah tiga contoh puisi yang dibuat oleh para tokoh sastrawan Indonesia yang menyiratkan nilai-nilai persatuan pemuda di dalamnya.

 

  1. Puisi Sumpah Pemuda Karya Chairil Anwar

    Judul: “Prajurit Jaga Malam” 

     

    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? 

    Pemuda-pemuda yang lincah tua-tua keras, 

    Bermata tajam 

    Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya 

    Kepastian 

     

    Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini 

    Aku suka pada mereka yang berani hidup 

    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam 

    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…. 

    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

     

  2. Puisi Sumpah Pemuda Karya Peri Sandi Huizche

    Judul: “Jika Kau Pemuda”

     

    Jika kau merasa pemuda 

    ruang gerakmu seharusnya merdeka! 

    tanpa ada rekayasa penguasa 

    apalagi pengusaha yang mengiming-imingi 

    berkarya-merdeka di perusahaannya 

     

    Sebab apa? 

    sebab kau hanya jadi sapi perah belaka! 

     

    Lalu jika kau merasa sudah jadi 

    pemuda yang sesungguhnya dan 

    punya alasan nyata untuk kebutuhan 

    tak bisa dihindarkan, yaitu 

    uang 

     

    Mungkin yang perlu dipertimbangkan 

    adalah kelangsungan masa depan! 

    karena uang tak menjamin kesejahteraan 

    yang ada hanya kesenjangan 

     

    Pemuda, 

    Lawan sistem rekayasa perbudakan 

    merdekakan masa depan rakyat 

    dari sistem yang hanya menguntungkan 

    penguasa dan pengusaha! 

     

    Merdekalah!

     

  3. Puisi Sumpah Pemuda Karya Taufiq Ismail

    Judul: “Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini”

     

    Tidak ada pilihan lain
    Kita harus berjalan terus
    Karena berhenti atau mundur
    Berarti hancur


    Apakah akan kita jual keyakinan kita
    Dalam pengabdian tanpa harga
    Akan maukah kita duduk satu meja
    Dengan para pembunuh tahun yang lalu
    Dalam setiap kalimat yang berakhiran
    “Duli Tuanku?”

    Tidak ada lagi pilihan lain


    Kita harus berjalan terus
    Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
    Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh


    Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
    Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
    Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
    Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
    Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
    Tidak ada lagi pilihan lain
    Kita harus
    Berjalan terus.

     

Baca Juga: Apa Itu Puisi Cinta Romantis?

 

Itu dia pembahasan sejarah, isi naskah, dan contoh puisi bertema Hari Sumpah Pemuda supaya kita lebih memahami makna persatuan sebagai bangsa. Bagi yang ingin mencari referensi puisi Sumpah Pemuda lainnya kamu bisa temukan dengan mencarinya di internet.

 

Gunakan paket internet Telkomsel dan lakukan aktivasi lewat MyTelkomsel untuk memudahkan pencarianmu, ya. Semoga artikel ini bermanfaat!

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim