Siklus Akuntansi: Pengertian, Jenis, dan Tahapannya | Telkomsel

Siklus Akuntansi: Pengertian, Jenis, dan Tahapannya

Article

Kamu sedang belajar tentang akuntansi tapi belum tahu apa itu yang dimaksud dengan siklus akuntansi? Simak topik-topik pembahasan berikut ini:

 

 

Untuk belajar tentang bisnis, kamu bisa gunakan produk belajar bernama Kuncie yang tersedia dari Telkomsel.

 

Dengan Kuncie, kamu bisa belajar berbagai strategi bisnis dari para ahli bisnis.

 

Sebelum mengenal lebih dalam tentang tahapan siklus akuntansi, kamu perlu tahu dulu pengertian dari siklus akuntansi itu sendiri.

 

Baca pengertiannya di bawah ini, yuk! 

 

Pengertian Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah setiap proses akuntansi dalam perusahaan yang harus diidentifikasi, dianalisis, serta dicatat menggunakan proses yang berulang-ulang dalam satu tahun kalender.

 

Cari tahu jenis-jenis siklus akuntansi berikut ini.

 

Jenis Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu:

 

  1. Siklus akuntansi perusahaan jasa

    Pada perusahaan jasa, produk yang dimiliki tidak berwujud dan abstrak karena berupa jasa, bukan produk.

     

    Contoh perusahaan jasa yaitu jasa perjalanan wisata, bimbingan belajar, serta transportasi.

     

  2. Siklus akuntansi perusahaan dagang

    Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dagang berwujud dan bisa dimiliki oleh konsumen sehingga akan ada komponen akun penjualan, biaya persediaan, hingga harga pokok penjualan dalam siklus akuntansi perdagangannya.

     

    Baca Juga: Cash Flow Adalah: Pengertian, Cara Menghitung & Jenis-jenisnya 

     

    Selanjutnya, baca tahapan siklus akuntansi di bawah ini!

     

7 Langkah Siklus Akuntansi

7 (tujuh) tahapan siklus akuntansi berdasarkan berbagai sumber yaitu:

 

  1. Identifikasi Transaksi

    Pertama-tama, kamu harus menganalisis dan mencatat transaksi yang diklasifikasikan berdasarkan kategorinya.

     

    Kategorinya meliputi penjualan, biaya pembelian, beban, dan lain-lain. Transaksi tersebut semuanya harus memiliki bukti berupa nota, kuitansi, faktur, atau memo resmi.

     

  2. Membuat Jurnal 

    Kedua, kamu harus membuat jurnal. Ada jurnal umum dan jurnal khusus.

     

    Dalam jurnal umum, nilai debit dan kredit harus seimbang. Sementara itu, jurnal khusus merupakan jurnal yang dikelompokkan sesuai dengan jenis transaksi yang terjadi dalam setiap bulannya dan berulang-ulang.

     

  3. Pemindahan Buku Besar

    Data-data transaksi kemudian diberi kode-kode angka yang menunjukkan jenis akun, seperti akun kas, akun aset, serta akun hutang.

     

    Buku besar ini akan menjadi acuan seorang akuntan dalam membuat laporan neraca maupun laporan laba rugi.

     

  4. Menyusun Neraca Saldo

    Selanjutnya, kamu harus menyusun neraca saldo yang merupakan daftar dari saldo perkiraan yang memiliki saldo debit, kredit, atau nol.

     

    Pada neraca saldo, pendapatan dan beban perusahaan belum tercatat semua karena masih ada pengaruh dari lebih dari satu periode akuntansi. Itulah alasannya kenapa harus ada jurnal penyesuaian.

     

  5. Jurnal Penyesuaian

    Pada jurnal penyesuaian ini, transaksi yang belum dicatat atau yang perlu pembenaran akan dilakukan penyesuaian secara akrual basis.

     

    Setelah dilakukannya jurnal penyesuaian ini, pencatatan dilakukan kembali ke buku besar.

     

  6. Pembuatan Laporan Keuangan

    Selanjutnya, ada pembuatan laporan keuangan yang terdiri dari 4 (empat) laporan yaitu:

     

    1. Laporan arus kas
    2. Laporan neraca
    3. Laporan laba rugi
    4. Laporan perubahan modal

     

  7. Pembuatan Jurnal Penutup

    Terakhir, kamu harus melakukan jurnal penutup dengan menyusun nominal pada semua akun yang tersedia menjadi 0 (nol).

     

    Saldo yang ada pada jurnal penutup ini nantinya akan digunakan sebagai saldo awal pada periode akuntansi berikutnya.

     

    Nah, laporan keuangan urutannya apa saja, ya? Cari tahu di bawah ini, yuk! 

     

Baca Juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, & Manfaat untuk Bisnis 

 

Urutan Laporan Keuangan Apa Saja?

Berdasarkan halaman website Kumparan yang membahas Ilmu Akuntansi, urutan laporan keuangan yang benar yaitu:

 

  1. Membuat neraca saldo berisi daftar rekening buku besar. Saldo bisa ditulis di kolom debit maupun kredit.
  2. Membuat jurnal penyesuaian berisi berbagai transaksi yang telah terlewat atau belum sesuai dengan keadaan pada akhir periode.
  3. Membuat lembar kerja atau neraca lajur yang mempermudah penyusunan laporan keuangan.
  4. Membuat laporan perubahan pada modal, laba atau rugi, dan laporan lainnya.
  5. Melakukan penyesuaian rekening dalam buku besar serta menutup rekening nominal pada laporan laba atau rugi.
  6. Setelah penutupan, membuat neraca saldo supaya bisa mengetahui keseimbangan antara debit dan kredit dari rekening yang masih terbuka.

 

Itulah berbagai pembahasan tentang siklus akuntansi. Jadi, salah satu contoh siklus akuntansi pada sebuah perusahaan yaitu menganalisis keseluruhan transaksi keuangan pada kurun waktu tertentu.

 

Yuk, belajar tentang bisnis lebih dalam dengan Kuncie! Kamu juga bisa cari berbagai solusi bisnis dari halaman Telkomsel Enterprise, lho!

 

Semoga informasinya membantumu lebih kenal dengan siklus akuntansi, ya! 


Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan Usaha Bagi Pemula Bisnis

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim