Sinopsis dan Review Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer | Telkomsel

Sinopsis dan Review Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Article

Bumi Manusia adalah novel fiksi-sejarah legendaris yang ditulis oleh penulis kebanggaan Indonesia, yaitu Pramoedya Ananta Toer. Bisa dibilang, buku ini adalah salah satu peninggalan berharga yang sebisa mungkin harus dibaca masyarakat.

 

Pada masa pemerintahan Orde Baru, penyebarluasan buku Bumi Manusia dan karya Pramoedya lainnya sangat dilarang karena dianggap mengandung unsur ajaran yang mendorong rakyat memberontak terhadap pemerintah. 

 

Oleh sebab itu, orang-orang yang hendak mengonsumsi “bacaan terlarang” seperti Bumi Manusia biasanya akan menggandakan, membaca, dan mendiskusikan buku-buku tersebut secara diam-diam supaya tidak menimbulkan “kegaduhan”.

 

Anyway, apakah kamu kepo dengan gambaran besar buku Bumi Manusia yang legendaris itu? Kalau iya, kamu datang ke artikel yang tepat! Soalnya, melalui artikel yang dirangkum ke dalam poin berikut, Telkomsel akan menjabarkannya untukmu~

 

  1. Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

  2. Review Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

 

Fyi, apabila kamu mempunyai banyak rekening bank yang diperuntukkan bagi beragam kepentingan yang berbeda, salah satunya untuk menyimpan budget pembelian buku, kamu bisa memanfaatkan Telkomsel Redi biar nggak kelimpungan.

 

Soalnya, aplikasi satu itu nggak cuman memudahkan kamu dalam melakukan transfer antarbank tetapi juga mengingatkan kamu untuk melunasi tagihan, menyediakan fitur QR code, dan masih banyak lagi~ Jangan lupa download, ya!

 

Tanpa berlama-lama lagi, yuk, langsung simak artikel ini!

 

Baca Juga: Sinopsis dan Review Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

 

Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Bumi Manusia adalah novel fiksi-sejarah. Jadi, meskipun tokoh-tokoh yang diciptakan oleh Pramoedya Ananta Toer sifatnya fiksional, latar tempat, kejadian, dan adat istiadat yang digambarkan tetap sesuai dengan kenyataan. 

 

Novel Bumi Manusia diawali dengan perjalanan hidup Minke atau yang juga dikenal dengan nama Sinyo. Ia adalah anak pejabat daerah yang berkesempatan untuk bersekolah di Hogere Burgerschool atau setara dengan pendidikan menengah atas. 

 

Singkat cerita, karena lingkungan pergaulannya, Minke tumbuh sebagai anak yang sangat menghormati, menyukai, dan menjunjung tinggi budaya Barat. Hal tersebut membuatnya tidak lagi mengindahkan budaya Jawa yang mengalir dalam darahnya.

 

Suatu hari, Minke ditantang oleh seorang anak keturunan Belanda bernama Robert Suurhof untuk mendatangi Annelies Mellema, seorang perempuan cantik dan kaya raya yang tinggal di rumah besar lagi mewah di daerah Wonokromo. 

 

Annelies Mellema adalah anak dari pengusaha Belanda yang sukses mengembangkan bisnisnya. Si pengusaha menikah dengan seorang perempuan pribumi yang dikenal dengan nama Nyai Ontosoroh.

 

Nyai Ontosoroh dicap sebagai istri simpanan oleh masyarakat karena memang, ia dan Tuan Mellema tidak terikat hubungan pernikahan. Mereka bisa bersama karena ayah Nyai Ontosoroh dengan tega menjual putrinya demi kenaikan jabatan. 

 

Ketika bertemu dengan Annelies Mellema, Minke hanya butuh waktu singkat untuk jatuh hati padanya. Pribadinya yang cerdas, tutur katanya yang lembut, dan rupanya yang mengagumkan sudah cukup untuk membuat si laki-laki bertekuk lutut.

 

Oleh sebab itu, walaupun ia harus menghadapi fitnahan dari banyak orang, bersaing untuk mendapatkan hati sang puan dengan Robert Suurhof, tidak mendapat restu dari orang tuanya, dan dijegal oleh kakak Annelies Mellema, ia tetap maju.

 

Bukan hanya Minke saja yang berjuang. Annelies Mellema dan ibunya juga sama-sama “berperang” dengan caranya sendiri. Mereka berupaya semaksimal mungkin untuk memberdayakan diri supaya bisa mempunyai hak sebagai individu.

 

Sebelum akhirnya bisa menikah dengan Minke, Annelies Mellema juga Nyai Ontosoroh harus berhadapan dengan anak-anak kandung Tuan Mellema yang datang dari Belanda terlebih dahulu. 

 

Adanya pergunjingan tentang harta, solidaritas sebagai sesama keturunan Belanda, ketidaksukaan terhadap pribumi, penghinaan terhadap Nyai Ontosoroh, dan rupa-rupa badai lainnya harus dihadapi si perempuan dan ibunya.

 

Kebahagiaan sempat menghinggapi rumah tangga Minke dan Annelies Mellema selama beberapa saat. Akan tetapi, setelah mengecap surga barang semenit, neraka dan realita kembali menghantam.

 

Kali ini, badai itu datang dari bangsa Eropa yang adatnya pernah sangat dijunjung tinggi oleh Minke. Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah mengharuskan Annelies Mellema untuk pulang ke Belanda tanpa Minke dan Nyai Ontosoroh. 

 

Untuk mengetahui akhir kisahnya, kamu bisa membaca bukunya secara langsung~ Sekarang, usai melihat sinopsisnya, langsung tengok review singkatnya, yuk!

 

Baca Juga: Review dan Ringkasan Buku Atomic Habits Karya James Clear

Review Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Secara garis besar, novel yang dijadikan bacaan wajib untuk mahasiswa yang kuliah di jurusan sastra ini mempunyai nilai sejarah, ajaran, kreativitas, dan kompleksitas yang tinggi.

 

Sejarah dan ajaran yang dituangkan dalam buku Bumi Manusia dianggap mempunyai keakuratan dan impact yang sedemikian besar hingga pada suatu masa, peredarannya sempat dilarang oleh pemerintah Indonesia.

 

Melalui karakter dan alur yang diciptakannya, Pramoedya Ananta Toer berusaha untuk menyampaikan pesan moral perihal kecintaan terhadap bangsa sendiri, kegigihan untuk mencari ilmu, dan tekad kuat untuk melawan pengaruh penjajah.

 

Tak hanya itu, buku ini juga menggambarkan perjuangan perempuan yang bisa dibilang agak tabu untuk diceritakan pada zaman dahulu. Bumi Manusia pun turut menyoroti pikiran-pikiran kolot dan sikap judgmental masyarakat pada masanya.

 

Kreativitas dan kompleksitas Pramoedya Ananta Toer dapat dilihat dari caranya merangkai kata-kata, upayanya menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, dan buah pikirannya sendiri yang memang tak lekang oleh waktu.

 

Kendati demikian, bicara soal kekurangan, bagi sebagian besar masyarakat, penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan latar waktu, latar tempat, dan latar budaya, mungkin agak sulit dimengerti. 

 

Hanya saja, kekurangan ini masih bisa dimaklumi dan diatasi secara mandiri oleh pembaca. Soalnya, kalau novel berlatar belakang penjajahan Belanda ditulis dalam bahasa gaul masyarakat sekarang, kesesuaian dan relevansinya justru tak muncul.

 

Baca Juga: Sinopsis dan Review Buku Laut Bercerita

 

Itu dia sinopsis novel Bumi Manusia dan review-nya. Semoga bisa memuaskan rasa ingin tahu kamu, ya! Kalau kamu tertarik untuk mendalami peristiwa bersejarah melalui sastra dan konten digital, kamu bisa, lho, memanfaatkan platform YouTube.

 

Oleh sebab itu, jangan lupa berlangganan Kuota Ketengan dari Telkomsel, ya! Hanya dengan Rp5.000 per hari, kamu sudah bisa memperoleh kuota sebesar 1 GB. Biar lebih praktis, aktivasinya melalui situs web TShop aja~

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim