Hujan Bulan Juni merupakan novel bergenre romantis. Karya fiksi satu ini ditulis oleh Sapardi Djoko Damono, seorang sastrawan kebanggaan Indonesia yang berhasil melahirkan karya-karya jempolan dan memperoleh ragam penghargaan.
Perlu diketahui bahwa novel Hujan Bulan Juni sudah dialihwahanakan ke layar lebar pada tahun 2017 lalu dengan judul yang sama. Film tersebut disutradarai oleh Hestu Saputra dan diperankan oleh Adipati Dolken serta Velove Vexia.
Apakah kamu ingin mengetahui sinopsis Hujan Bulan Juni dan review singkatnya? Kalau iya, kamu datang ke artikel yang tepat! Soalnya, melalui artikel yang diringkas ke dalam dua poin berikut, Telkomsel akan memaparkan penjelasannya padamu~
Selain menggunakan e-wallet, ketika hendak melakukan pembayaran di bookstore, kamu bisa memanfaatkan LinkAja, lho! Caranya pun gampang banget karena kamu tinggal unduh aplikasinya dan lakukan pembayaran via tap NFC atau scan QR.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, yuk, langsung intip pembahasan tentang novel Hujan Bulan Juni yang booming ini!
Baca Juga: Sinopsis dan Review Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
Sinopsis Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono
Novel Hujan Bulan Juni diterbitkan pada tahun 2015 lalu. Karya fiksi tersebut mempunyai 135 halaman yang memuat perjalanan cinta dua tokoh utamanya, yaitu Sarwono dan Pingkan yang mempunyai tembok penghalang nan tinggi.
Tembok penghalang yang dimaksud adalah perbedaan agama. Tak hanya itu, keduanya juga mempunyai sifat, hobi, dan kebiasaan yang sangat bertolak belakang sehingga jalinan hubungan Sarwono dan Pingkan terlihat meragukan sejak awal.
Pertemuan antara Sarwono dan Pingkan berawal dari Toar, kakak laki-laki Pingkan. Rupanya, ia berkawan dengan Sarwono yang pada saat itu sedang menggarap project penelitian penting dari dosen seniornya.
Sarwono merasa tertarik kepada Pingkan sejak pertemuan pertama. Maklum, perempuan itu memang mempunyai paras yang menawan, sikap yang anggun, dan otak yang cemerlang.
Kendati demikian, Sarwono tidak langsung menunjukkan perasaannya secara terang-terangan karena satu dan lain hal. Ia memilih pendekatan melalui jalur pertemanan dan obrolan remeh-temeh yang nantinya bisa berujung romantis.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Sarwono dan Pingkan memang lahir dengan latar belakang juga ketertarikan yang berbeda. Sarwono jatuh cinta pada puisi dan sastra, sedangkan Pingkan menganggapnya tidak istimewa.
Sarwono mulai menyadari hal itu ketika puisi yang ditulisnya berhasil diterbitkan di majalah sastra bergengsi. Ia kira, Pingkan akan menyanjung dan memberikan selamat. Ternyata, sang puan malah menganggap puisi Sarwono terlalu cengeng.
Akan tetapi, Sarwono tidak serta-merta berpaling apalagi berhenti menjalani masa pendekatan. Mereka terus menjalin pertemanan sampai akhirnya, rasa nyaman hadir dan benih-benih cinta pun tumbuh dengan sendirinya.
Secara perlahan tapi pasti, Pingkan membuktikan perasaan sayangnya kepada Sarwono melalui tindakan, seperti melarangnya untuk merokok terlalu banyak supaya masalah pernapasannya tidak semakin memburuk.
Singkat cerita, kisah kasih mereka yang belum resmi dimulai terpaksa dikandaskan oleh keadaan karena Pingkan harus meneruskan pendidikan ke Jepang. Ia didaulat sebagai utusan kampus dan tidak bisa menolak keputusan tersebut.
Dengan hati yang galau dan jiwa yang insecure, Sarwono melepas kepergian pujaan hatinya. Ia semakin dilema karena rupanya, di Jepang sana, ada laki-laki bernama Katsuo yang sebelumnya pernah dekat dengan Pingkan.
Berbeda dengannya, Katsuo adalah lulusan S2 yang sudah mapan. Ia bahkan mengajar di kampus tempat Pingkan belajar nanti. Dengan hati yang patah dan paru-paru yang tak lagi sehat, Sarwono pun melanjutkan hidup.
Apabila kamu penasaran dengan akhir kisah Sarwono dan Pingkan, jangan lupa baca novelnya, ya! Sekarang, mari pindah ke pembahasan selanjutnya!
Baca Juga: Sinopsis dan Review Novel Sang Alkemis Karya Paulo Coelho
Review Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono
Hujan Bulan Juni adalah salah satu karya terbaru Sapardi Djoko Damono yang menyedot perhatian publik. Sebab, kisah klasik cinta beda agama dan beda latar belakang ini dikemas dengan cara yang sederhana namun manis.
Meskipun Hujan Bulan Juni dikategorikan sebagai novel, pembaca tetap dapat menemukan jejak-jejak puitis khas Sapardi dalam buku ini. Pembaca dapat mengambil banyak quotes dan pesan manis untuk dibagikan ke orang tersayang.
Selain itu, kedua tokoh utama dalam novel tidak dipoles sedemikian rupa sehingga jauh dari kesan manusiawi. Keduanya digambarkan sebagai sosok yang masih perlu banyak belajar dan kadang tidak paham dengan keinginan diri sendiri.
Hanya saja, alur dalam novel ini cukup melompat-lompat sehingga berpotensi membingungkan pembaca. Beberapa kosakata dalam bahasa Jawa yang muncul dalam Hujan Bulan Juni juga mungkin kurang mudah dipahami.
Akan tetapi, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, setiap buku pasti mempunyai target audiensnya sendiri. Bagi penggemar puisi dan Sapardi Djoko Damono, buku ini tentu mempunyai tempat tersendiri.
Baca Juga: Sinopsis dan Review Buku Laut Bercerita
Itu dia sinopsis dan review novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Semoga bermanfaat, ya!
Kalau kamu ingin mengetahui atau membedah buku-buku karya sastrawan Indonesia lainnya, kamu bisa mendengarkan berbagai podcast yang menyediakan materi dan bahasan serupa.
Oleh sebab itu, supaya kamu dapat menyimak siniar tanpa gangguan iklan, jangan lupa berlangganan Spotify Premium, ya! Supaya kamu nggak repot, silakan lakukan aktivasi melalui aplikasi MyTelkomsel~