
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, salah satunya tercermin dalam rumah adat yang dimiliki setiap provinsi. Terdapat 38 rumah adat di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas, fungsi, dan nilai tradisional yang unik.
Keragaman ini menjadi bukti nyata bahwa setiap daerah memiliki warisan budaya yang berharga dan terus dilestarikan dari generasi ke generasi.
Setiap rumah adat di Indonesia tidak hanya berperan sebagai tempat tinggal, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Bentuk, bahan, serta struktur bangunannya disesuaikan dengan kondisi alam dan budaya setempat, mencerminkan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara manusia dan lingkungannya dalam kehidupan masyarakat tradisional Indonesia.
Keberagaman rumah adat yang tersebar di seluruh Nusantara menjadi salah satu pilar kekuatan budaya Indonesia. Keunikan setiap rumah adat mencerminkan identitas suku dan daerahnya, memperkaya mozaik budaya bangsa.
Dengan memahami dan melestarikan rumah adat, masyarakat turut menjaga warisan leluhur yang menjadi bagian penting dari sejarah dan jati diri Indonesia.
Sekarang makin mudah memesan tiket pesawatnya. Kamu bisa memesan tiket pesawat lewat aplikasi MyTelkomsel. Kamu tinggal search tiket pesawat nanti akan ada pilihan Traveloka Flight. Kunjungi daerah-daerah indah di Indonesia.
Sekarang kita lihat rumah adat di Indonesia ada apa saja, yuk.
Baca Juga: Wisata Bali: Surga Liburan dengan Pesona Alam dan Budaya
38 Rumah Adat Indonesia
Ada banyak sekali keanekaragaman dari rumah adat yang ada di seluruh Indonesia. Berikut rumah-rumah adat dan penjelasannya.
-
Rumah Krong Bade (Aceh)
Rumah Krong Bade merupakan rumah adat khas Aceh yang memiliki bentuk memanjang dari timur ke barat, menyerupai persegi panjang.
Salah satu ciri khasnya adalah tangga di bagian depan yang menjadi akses utama masuk ke dalam rumah. Jumlah anak tangga pada rumah ini selalu ganjil, berkisar antara 7 hingga 9.
-
Rumah Bolon (Sumatera Utara)
Rumah adat Bolon merupakan simbol budaya suku Batak di Sumatera Utara. Rumah ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu Jabu Bolon sebagai tempat tinggal keluarga besar dan Jabu Parsakitan yang berfungsi sebagai ruang diskusi.
Keunikan dari rumah ini terletak pada ketiadaan sekat antar ruangannya, memungkinkan seluruh anggota keluarga tidur bersama dalam satu ruangan besar.
-
Rumah Gadang (Sumatera Barat)
Rumah Gadang adalah rumah adat khas Minangkabau yang terkenal dengan bentuk atapnya yang runcing dan menjulang menyerupai tanduk kerbau. Atapnya terbuat dari ijuk yang tahan lama.
Rumah ini melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau yang bersejarah di tanah Jawa. Fungsi rumah ini sebagai tempat tinggal tetapi juga menjadi simbol kebanggaan budaya dan identitas Minangkabau.
-
Rumah Selaso Jatuh Kembar (Riau)
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar dari Riau memiliki keunikan dalam fungsinya, yaitu tidak digunakan sebagai tempat tinggal, melainkan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat.
Nama rumah ini berasal dari struktur bangunannya yang memiliki dua selasar, memberikan kesan luas dan terbuka. Rumah ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat Riau sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah.
-
Rumah Atap Limas Potong (Kepulauan Riau)
Rumah Atap Limas Potong adalah rumah adat Kepulauan Riau yang memiliki desain sederhana namun khas. Rumah ini berbentuk panggung dengan dinding kayu yang disusun secara vertikal.
Keunikan lainnya adalah atapnya yang terdiri dari lima bumbungan dan biasanya menggunakan seng berwarna merah, memberikan tampilan yang sederhana tetapi tetap elegan. Struktur rumah ini mencerminkan adaptasi masyarakat.
-
Rumah Bubungan Lima (Bengkulu)
Rumah Bubungan Lima merupakan rumah adat khas Bengkulu yang dibangun dengan tiang penopang kokoh dan menggunakan kayu Medang Kemuning sebagai bahan utama.
Material ini menjadikan rumah lebih tahan lama dan memiliki ciri khas tersendiri. Seperti halnya rumah adat Riau, rumah ini tidak digunakan sebagai tempat tinggal sehari-hari.
Sebaliknya, rumah Bubungan Lima difungsikan untuk berbagai acara adat dan kegiatan tradisional, mencerminkan pentingnya nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Bengkulu.
-
Rumah Panggung (Jambi)
Rumah Panggung adalah rumah adat Jambi yang termasuk salah satu desain tertua. Memiliki bentuk persegi panjang dengan tangga di bagian depan sebagai akses utama, rumah ini juga dikenal karena atapnya yang unik.
Disebut "Gajah Mabuk," bentuk atapnya menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah ini juga sering digunakan untuk bermusyawarah.
-
Rumah Nuwo Sesat (Lampung)
Rumah adat Nuwo Sesat dari Lampung memiliki bentuk panggung dengan ornamen khas yang menghiasi bagian sisi rumah. Rumah ini berukuran besar secara tradisional, meskipun saat ini sering ditemukan versi yang lebih kecil.
Salah satu keunikan dari Nuwo Sesat adalah fungsinya yang tidak digunakan sebagai tempat tinggal, melainkan sebagai pusat kegiatan adat dan musyawarah.
-
Rumah Limas (Sumatera Selatan)
Rumah Limas merupakan rumah adat khas Sumatera Selatan yang memiliki bentuk menyerupai limas. Rumah ini dirancang dengan struktur bertingkat yang mencerminkan status sosial pemiliknya.
Ketika berkunjung ke rumah ini, tamu biasanya harus singgah di ruang atas atau teras terlebih dahulu sebelum memasuki rumah. Tradisi ini bertujuan untuk mengenalkan budaya masyarakat Sumatera Selatan kepada tamu.
-
Rumah Rakit (Bangka Belitung)
Rumah Rakit merupakan rumah adat dari Bangka Belitung yang mencerminkan adaptasi masyarakat setempat terhadap lingkungan perairan.
Rumah ini dibangun dengan desain unik yang mengapung di atas air, memadukan arsitektur Melayu dengan sentuhan khas Tionghoa. Material utama yang digunakan adalah bambu dan bahan kokoh lainnya.
Tidak seperti beberapa rumah adat lainnya, rumah Rakit berfungsi sebagai tempat tinggal bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan Bangka Belitung.
-
Rumah Baduy (Banten)
Rumah Baduy merupakan rumah adat khas suku Baduy, suku asli yang mendiami wilayah Banten. Rumah ini dibuat menggunakan bahan alami seperti bambu untuk dinding dan lantai, serta ijuk sebagai atapnya.
Kehidupan suku Baduy yang menjunjung tinggi asas kekeluargaan tercermin dalam proses pembangunannya yang dilakukan secara gotong royong. Rumah ini menjadi simbol kebersamaan dan kesederhanaan masyarakat Baduy.
-
Rumah Kebaya (DKI Jakarta)
Rumah Kebaya adalah rumah adat khas suku Betawi di DKI Jakarta. Dinamakan “Kebaya” karena bentuk atapnya menyerupai lipatan kain kebaya.
Salah satu ciri khas rumah ini adalah terasnya yang luas, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga dan menerima tamu. Rumah Kebaya mencerminkan gaya hidup masyarakat Betawi yang ramah dan terbuka dalam sosialnya.
-
Rumah Kasepuhan (Jawa Barat)
Rumah Kasepuhan adalah rumah adat peninggalan Kerajaan Islam di Jawa Barat. Rumah ini sering disebut sebagai Keraton Kasepuhan dan merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati.
Keunikan rumah ini terletak pada desain pintu utama yang khas dan menawan, mencerminkan warisan budaya yang kaya dari kerajaan masa lalu di wilayah ini.
-
Rumah Joglo (Jawa Tengah)
Rumah Joglo adalah rumah adat khas Jawa Tengah yang dikenal dengan pendopo di bagian depan. Pendopo ini biasanya digunakan untuk menjamu tamu atau mengadakan acara.
Keunikan rumah Joglo terlihat dari empat tiang utama (soko guru) yang kokoh, serta desainnya yang mencerminkan filosofi dan budaya masyarakat Jawa.
Baca Juga: Pesona Nusa Penida, Surga yang Ada di Bali
-
Rumah Joglo (DI Yogyakarta)
Rumah Joglo di Yogyakarta memiliki kemiripan dengan Rumah Joglo di Jawa Tengah. Rumah ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu rumah induk dan rumah tambahan.
Rumah induk berfungsi sebagai pusat kegiatan dengan ruang utama seperti pendopo dan ruang tamu, sedangkan rumah tambahan digunakan untuk keperluan lain seperti dapur dan tempat penyimpanan.
-
Rumah Joglo (Jawa Timur)
Rumah Joglo di Jawa Timur memiliki struktur utama dengan empat tiang penopang (soko guru). Keunikan rumah ini terletak pada bentuk dan ukurannya yang khas serta makna filosofis yang tinggi.
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Joglo di Jawa Timur juga sering digunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah, menjadikannya bagian penting dari warisan budaya setempat.
-
Rumah Panjang (Kalimantan Barat)
Rumah Panjang adalah rumah adat khas Kalimantan Barat yang memiliki ukuran besar dan terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian atas dan bawah.
Rumah ini mencerminkan budaya Suku Dayak dengan arsitektur yang memadukan unsur tradisional dan modern. Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Panjang juga berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial masyarakat.
-
Rumah Lamin (Kalimantan Timur)
Rumah Lamin merupakan rumah adat khas Kalimantan Timur yang dikenal karena ukurannya yang luas dan ornamen khasnya.
Pada bagian atap rumah terdapat ukiran kepala naga dari kayu, sementara di sisi bangunan terdapat motif-motif budaya yang mencerminkan identitas suku setempat. Rumah ini menjadi simbol kebesaran masyarakat Kalimantan Timur.
-
Rumah Bubungan Tinggi (Kalimantan Selatan)
Rumah Bubungan Tinggi adalah rumah adat khas Kalimantan Selatan yang dibangun dengan konsep rumah panggung. Menggunakan kayu ulin sebagai bahan utama, rumah ini memiliki ketahanan luar biasa, terutama terhadap air.
Atapnya yang curam dengan kemiringan 45 derajat menjadi ciri khas yang tidak hanya estetis, tetapi juga berfungsi untuk melindungi rumah dari curah hujan tinggi di daerah ini.
-
Rumah Betang (Kalimantan Tengah)
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang memiliki desain panggung dengan tiang tinggi untuk menghindari banjir. Rumah ini mampu menampung hingga 150 orang.
-
Rumah Baloy (Kalimantan Utara)
Rumah adat ini harus dibangun dengan orientasi menghadap ke arah utara, sementara pintu utamanya berada di sisi selatan. Penempatan ini memiliki makna filosofis yang erat kaitannya dengan tradisi dan kepercayaan lokal.
-
Rumah Dulohupa (Gorontalo)
Rumah Dulohupa memiliki desain khas dengan tiang kayu sebagai penopang utama sekaligus elemen dekoratif. Keberadaan tangga bernama Tolitihu di kedua sisinya melambangkan filosofi tangga adat Gorontalo.
-
Rumah Boyang (Sulawesi Barat)
Rumah Boyang berbentuk rumah panggung dengan tiang kayu yang diletakkan di atas batu datar untuk menjaga kestabilannya.
-
Rumah Souraja (Sulawesi Tengah)
Rumah ini memiliki tiga bagian utama: ruang depan untuk menerima tamu, ruang tengah sebagai ruang tamu utama, dan ruang terakhir yang bersifat pribadi.
-
Rumah Walewangko (Sulawesi Utara)
Rumah ini memiliki desain arsitektur yang khas dengan nilai filosofis mencerminkan budaya masyarakat setempat.
-
Rumah Buton (Sulawesi Tenggara)
Rumah ini memiliki tiga tingkatan berdasarkan status pemiliknya, mulai dari keluarga sultan hingga masyarakat umum.
-
Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan)
Rumah Tongkonan memiliki bentuk atap melengkung menyerupai perahu dan digunakan untuk berbagai upacara adat masyarakat Toraja.
-
Rumah Gapura Candi Bentar (Bali)
Rumah adat ini dirancang mengikuti prinsip Asta Kosala Kosali dan memiliki gerbang Gapura Candi Bentar yang menjadi pintu masuk simbolis ke area rumah.
-
Rumah Musalaki (Nusa Tenggara Timur)
Rumah Musalaki digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku sekaligus lokasi acara adat dan ritual keagamaan. Rumah ini berdiri di atas batu besar sebagai pondasi.
-
Rumah Dalam Loka (Nusa Tenggara Barat)
Rumah ini merupakan kediaman raja pada masanya dan menjadi pusat pemerintahan serta simbol kekuasaan, dengan satu pintu utama sebagai akses keluar-masuk.
-
Rumah Baileo (Maluku)
Rumah Baileo merupakan rumah adat khas Maluku yang memiliki desain unik tanpa dinding dan berbentuk rumah panggung. Desain ini melambangkan keterbukaan dan kebersamaan dalam budaya masyarakat Maluku.
Rumah ini ditopang oleh sembilan tiang utama yang kokoh, serta memiliki batu pamali yang berfungsi sebagai elemen penting dalam strukturnya.
-
Rumah Sasadu (Maluku Utara)
Sasadu adalah rumah adat Suku Sahu di Maluku Utara yang mencerminkan kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya.
Arsitektur rumah ini tidak hanya unik, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang menggambarkan prinsip hidup, kebersamaan, serta hubungan harmonis antara manusia, alam, dan leluhur.
-
Rumah Kariwari (Papua)
Kariwari adalah rumah adat khas Suku Tobati-Enggros di Papua yang memiliki desain lebih modern dibandingkan rumah adat lainnya di wilayah Papua.
Rumah ini berbentuk segi delapan dengan tiga lantai, yang dirancang untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Setiap lantai memiliki fungsi berbeda, lantai pertama untuk melatih remaja laki-laki menjadi pria dewasa yang tangguh, lantai kedua sebagai tempat musyawarah para kepala adat, dan lantai ketiga sebagai ruang spiritual untuk bersembahyang kepada leluhur dan Tuhan.
-
Rumah Mod Aki Aksa (Papua Barat)
Rumah Mod Aki Aksa memiliki keunikan tersendiri dengan atap dari ilalang dan lantai yang terbuat dari anyaman rotan.
Dinding rumah ini terbuat dari kayu yang dirancang saling terikat secara kokoh, mencerminkan keahlian masyarakat lokal dalam memanfaatkan bahan-bahan alami untuk membangun rumah yang tahan lama dan estetis.
-
Rumah Honai (Papua Pegunungan Tengah)
Rumah Honai berbentuk mengerucut dengan atap dari jerami kering, menyerupai batok kelapa. Desain atap yang rendah bertujuan untuk menjaga suhu di dalam rumah tetap hangat, sesuai dengan kondisi cuaca dingin di pegunungan Papua.
Rumah ini berfungsi sebagai tempat tidur dan beristirahat, sementara aktivitas lain seperti memasak dan makan dilakukan di area terpisah.
-
Rumah Jew (Papua Selatan)
Rumah Jew merupakan rumah adat Suku Asmat yang berukuran besar dengan panjang sekitar 15 meter dan lebar 10 meter. Rumah ini hanya diperuntukkan bagi laki-laki yang belum menikah,
Tapi untuk wanita dan anak-anak di bawah usia 10 tahun tidak diperbolehkan memakainya.
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Jew berfungsi sebagai pusat pendidikan tradisional, di mana para pemuda diajarkan seni ukir, berburu, serta nilai-nilai budaya dan adat istiadat oleh para leluhur mereka.
-
Rumah Kaki Seribu (Papua Barat Daya)
Rumah Kaki Seribu merupakan rumah adat Suku Arfak yang memiliki banyak tiang penyangga di bawahnya, menyerupai kaki seribu. Struktur ini memberikan stabilitas, terutama di medan yang tidak rata atau rawan bencana.
Rumah ini dibangun sebagai rumah panggung untuk melindungi penghuni dari hewan buas, kelembapan tanah, dan banjir. Rumah ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan adat dan tempat penyimpanan harta.
Setiap rumah adat di Indonesia mencerminkan identitas budaya serta nilai-nilai yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat. Keunikan arsitektur dan filosofi di balik setiap rumah adat menunjukkan betapa kaya warisan budaya Nusantara.
Itulah rumah adat yang ada di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Nah kalau kamu ingin mengetahui lebih lanjut, kamu bisa nonton video-videonya di YouTube Premium tanpa iklan dengan berlangganan di aplikasi MyTelkomsel.
Baca Juga: Kelingking Beach: Surga Tersembunyi di Nusa Penida