Tradisi Rasulan: Ungkapan Rasa Syukur Masyarakat Gunung Kidul

tradisi rasulan

Gunung Kidul nggak cuma kaya dengan panorama laut yang indah karena lokasinya yang berada di pantai selatan Pulau Jawa. Lebih dari itu, masyarakat Gunung Kidul dikenal masih menjaga tradisi Rasulan yang dijalankan setiap tahunnya.

 

Apa itu tradisi Rasulan dan seperti apa prosesinya? Simak penjelasan lengkapnya untuk mengungkap warisan budaya di selatan Pulau Jawa ini, yuk!

 

 

Supaya liburan kamu ke Yogyakarta makin berwarna, mencari informasi seputar acara adat bisa menjadi opsi pembeda. Jadi, kamu nggak cuma menikmati keindahan tempat wisatanya aja tapi punya cerita soal budaya mereka.

 

Sebagian besar informasi acara adat saat ini udah banyak diulas di internet. Dengan kata kunci yang tepat, kamu bisa menemukan jadwal hingga prosesi adat yang akan berlangsung. 

 

Nah, jangan lupa untuk siapin kuota internet buat cari-cari informasi ini. Kamu bisa dapetin kuota internet yang besar kalau aktivasi Paket Internet Sakti dari Telkomsel supaya lebih puas browsing-nya.

 

Kuota internet yang besar bisa kamu pakai buat banyak hal, termasuk cari informasi seputar tradisi Rasulan kayak di artikel ini.

 

Baca Juga: Sehari Liburan di Jogja Kemana Aja? Ini Rekomendasinya

 

Apa itu Tradisi Rasulan?

Rasulan atau selamatan rasul merupakan tradisi pasca panen yang berasal dari daerah Gunung Kidul yang berlangsung setahun sekali. Tradisi ini dilakukan secara massal dengan simbol bersih-bersih desa (metri desa). 

 

Seperti yang sudah dijelaskan, tradisi ini dilaksanakan setahun sekali setelah panen raya, atau tepatnya pada kisaran bulan Juni atau Juli. Tujuan dari tradisi Rasulan ialah sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, ikhtiar menolak bahaya, serta simbol harapan akan keselamatan.

 

Kapan Waktu Pelaksanaan Tradisi Rasulan?

Meski diadakan setelah panen raya, tetap ada kemungkinan pelaksanaan tradisi Rasulan di daerah satu dan daerah lain akan berbeda. Hal ini bergantung pada kesepakatan warga desa yang melaksanakannya.

 

Selain itu, rekomendasi dari ketua adat di daerah masing-masing juga menjadi faktor penting dalam menentukan waktu pelaksanaannya. Namun, pada umumnya tradisi Rasulan dilaksanakan pada kisaran bulan Juni dan Juli.

 

Jadi, nggak ada salahnya untuk mulai cari informasi sebelum pertengahan tahun apabila ingin menyaksikan prosesi tradisi Rasulan ini secara langsung.

 

Baca Juga: Tebing Breksi: Apa Aja yang Menarik dan Berapa Tiket Masuknya?

Bagaimana Prosesi Tradisi Rasulan?

Tradisi Rasulan yang digelar di desa tertentu pasca panen raya memiliki sejumlah rangkaian atau prosesi. Namun, yang utama dari prosesi ini adalah bersih-bersih desa dan kirab sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur itu sendiri.

 

Adapun sejumlah prosesi tradisi Rasulan yang bisa kamu jumpai saat berkunjung ke Gunung Kidul adalah sebagai berikut.

 

Metri Desa

Metri desa atau bersih-bersih di lingkungan desa atau tempat tinggal adalah pokok kegiatan dari tradisi ini. Pembersihan lingkungan dilakukan dengan kerja bakti bersama-sama. 

 

Beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat di antaranya mengecat pagar pekarangan rumah, memperbaiki jalan desa, dan membersihkan makam di sekitar tempat tinggal.

 

Kirab 

Kirab atau karnaval dilaksanakan dengan cara membuat arak-arakan mengelilingi desa. Tidak hanya berkeliling, warga desa membawa tumpeng dan hasil panen selama prosesi ini.

 

Beberapa hasil panen yang dibawa di antaranya sayuran, jagung, pisang, dan padi.

 

Doa Bersama

Doa bersama biasanya dilakukan di balai dusun sehingga mampu menampung seluruh warga desa yang ikut serta. Dalam prosesi ini, ketua adat atau mereka yang ditunjuk akan memimpin doa untuk memohon keselamatan dan ketentraman desa.

 

Rebutan Tumpeng

Sebagai salah satu bentuk keberhasilan panen, tumpeng yang diarak saat prosesi kirab nantinya akan dibagikan untuk masyarakat dengan cara rebutan. Tapi, nggak cuma masyarakat aja yang boleh mengikuti prosesi ini, para wisatawan juga diperbolehkan.

 

Pentas Seni Budaya dan Olahraga

Di beberapa lokasi, tradisi Rasulan menjadi ajang yang semakin meriah dengan melibatkan partisipasi warganya. Salah satu caranya ialah dengan menggelar pentas seni budaya dan olahraga.

 

Pentas seni budaya biasanya berupa pertunjukan reog Ponorogo, wayang kulit, hingga jatilan.

 

Adapun prosesi yang sudah disebutkan bukanlah merupakan urutan dari rangkaian prosesi tradisi Rasulan. Jadi, kamu harus merasakan sendiri pengalaman tradisi Rasulan di Gunung Kidul atau sekitarnya.

 

Sebelum mendatangi tradisi Rasulan, pastikan kuota kamu aman sehingga hasil dokumentasi selama acara bisa langsung kamu upload ke media sosial. So, jangan lupa aktivasi dulu paket internet kamu di aplikasi MyTelkomsel.

 

Soalnya, peran kecil kamu bisa jadi wujud pelestarian dan perkenalan budaya Indonesia ke masyarakat dunia, lho!

 

Baca Juga: Malioboro, Tempat Wisata Komplit di Jogja yang Wajib Dikunjungi, Ini Fakta-faktanya

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim