Cek Fakta dari Mitos Seputar 5G yang Sering Kamu Dengar
Sudah hampir dua tahun, teknologi jaringan seluler generasi ke-5 atau 5G diluncurkan secara komersial di sejumlah negara di kawasan Amerika, Eropa, dan Asia. Hadirnya teknologi jaringan mobile terbaru ini tentu membawa dampak positif yang dirasakan, tidak hanya untuk kalangan konsumen, tapi juga hingga ranah industri.
Dari segi konsumen misalnya, dengan kecepatan dan data rate yang tinggi, 5G mampu mengakomodir kebutuhan gaya hidup digital, seperti menonton video streaming lebih lancar, video conference, hingga bermain game tanpa lag. Sementara dari segmen industri, teknologi jaringan mobile yang kerap disebut game-changer ini dapat mengakselerasi transformasi industri dan mendorong adopsi IoT (Internet of Things) ke tahap yang lebih tinggi.
Meski banyak dampak positifnya, kemunculan 5G tidak serta merta diterima begitu saja oleh masyarakat. Seperti halnya teknologi baru pada umumnya, banyak dari masyarakat yang belum paham sepenuhnya tentang 5G, namun sudah mendengar berbagai macam mitos yang beredar yang belum terbukti kebenarannya.
Baca Juga: Mengenal 5G dan Manfaatnya bagi Kita
Kami berupaya untuk meluruskan berbagai kabar yang beredar seputar 5G. Berikut yang sudah kami sarikan:
1. Apakah hadirnya 5G akan mempengaruhi kecepatan 4G?
Tidak. Pada saat perangkat pengguna tersambung dengan jaringan 5G maka pengguna akan mendapatkan koneksi yang cepat dari 5G. Namun, begitu pengguna sudah tidak berada dalam jangkauan coverage 5G, maka nantinya koneksi akan dialihkan ke jaringan yang berada dalam coverage di wilayah tersebut, 4G misalnya. Tergantung dari ketersediaan jaringan di wilayah tersebut. Dalam kondisi tersebut, tentunya experience pelanggan dalam hal kecepatan akses data tidak akan sebaik jaringan 5G.
2. Bagaimana dengan kestabilan jaringan 5G, terutama saat hujan?
Teknologi 5G dapat beroperasi menggunakan frekuensi rendah, menengah, dan tinggi. Jika berbicara mengenai frekuensi tinggi, maka memang benar ada sensitivitas terkait hujan, bahkan blocking dari dahan pohon pun berpengaruh.
Hanya saja, penggunaan frekuensi tinggi ini jarang sekali dipakai. Frekuensi tinggi biasanya digunakan untuk mengakomodir kebutuhan kapasitas di wilayah tertentu. Penggunaan frekuensi yang tinggi juga memiliki kelemahan berupa jangkauan yang tidak luas. Sebagian besar dari jaringan 5G yang diimplementasi secara global saat ini menggunakan frekuensi menengah yang kestabilannya relatif tidak terpengaruh oleh hujan.
3. Apakah teknologi 5G bisa meningkatkan kualitas bermain mobile game? Berapa ping/ms 5G?
Tentu saja. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh 5G dibanding generasi sebelumnya adalah latensi (waktu akses layanan data) yang amat sangat rendah yang akan memberikan respon dan feedback dari pengalaman bermain game ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagai perbandingan, 5G mampu menyuguhkan latensi 10 kali lebih rendah dari 4G atau dengan kata lain hingga 1ms.
Jadi, untuk ping/ms ini memang belum ada parameter atau angka pasti. Selain jaringan, ping/ms juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah server dari third-party atau penyedia layanan game itu sendiri.
4. Apakah penggunaan jaringan 5G bisa bikin boros kuota data?
Bisa iya, bisa juga tidak. Hal ini sangat bergantung pada kebijakan pemakaian pengguna. Teknologi 5G menghadirkan pengalaman yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya dengan menyuguhkan koneksi data yang cepat. Semakin cepat koneksi data, akumulasi data yang dikonsumsi bisa lebih besar.
Ada beberapa tips yang dapat dicoba oleh pengguna jika tidak ingin boros kuota, antara lain seperti men-setting kualitas video streaming dari yang tadinya Full HD menjadi standar, penyesuaian kualitas grafis di dalam game, hingga mematikan background data setelah pemakaian aplikasi.
Baca Juga: Mengenal Teknologi 1G Hingga 5G
5. Apakah penggunaan jaringan 5G bisa bikin boros baterai smartphone?
Untuk saat ini tidak ada use case yang menyebut bahwa jaringan 5G bisa membuat baterai smartphone menjadi boros. Namun, ketika pengguna berada di wilayah yang minim sinyal atau jaringan, maka transmitter smartphone akan bekerja ekstra keras menangkap sinyal, sehingga akan mengonsumsi baterai.
Agar baterai smartphone tidak boros, pengguna disarankan agar tidak melakukan setting jaringan di 5G Only atau LTE Only. Di samping itu, smartphone 5G yang sudah tersedia di pasar umumnya sudah dilengkapi dengan baterai berkapasitas besar dan juga teknologi pengisian daya cepat (fast charging). Jadi, kamu tidak perlu khawatir lagi soal baterai.
Baca juga: Mitos Pemakaian Internet yang Bikin Boros Baterai Smartphone
6. Apakah dengan mengaktifkan sinyal 5G kita bisa mengetahui posisi orang lain?
Tidak. Kamu hanya bisa melihat posisi orang lain kalau orang tersebut membagikan posisinya ke kamu melalui aplikasi, seperti share location atau tergantung bagaimana kamu mengizinkan sebuah aplikasi untuk mengetahui lokasi pengguna.
7. Apakah teknologi 5G bisa mengganggu kesehatan?
Tidak. Sama seperti teknologi generasi sebelumnya, 5G beroperasi menggunakan gelombang radio yang juga dikenal radiofrequency electromagnetic fields (EMF). Gelombang ini pun sama seperti yang dipakai pada televisi dan radio selama ini. Dalam situsnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa hingga saat ini tidak ada penelitian yang menyebut adanya paparan frekuensi radio yang dipakai 5G bisa membahayakan tubuh manusia.
8. Apakah benar jika teknologi 5G membawa tegangan/radiasi tinggi? Apakah aman bagi kesehatan?
Tidak. Frekuensi operasional dari seluler, televisi, dan radio termasuk dalam spektrum elektromagnetik rendah dengan tingkat radiasi tidak berbahaya (non-ionisasi). Hal ini berbeda dengan radiasi yang ditimbulkan dari sinar X-ray, sinar gamma, dan sinar ultraviolet (UV) yang termasuk dalam jenis radiasi pengion. Jenis radiasi ini justru sangat berbahaya dan memiliki energi yang cukup untuk merusak DNA yang berpotensi menyebabkan kanker.
Selain itu informasi yang menyebutkan bahwa 5G memancarkan radiasi yang dapat menyebabkan sistem imun seseorang melemah sehingga mudah terserang penyakit juga tidak benar, lho.
9. Apakah teknologi 5G menjadi penyebab COVID-19?
Tidak. 5G tidak menyebarkan virus Corona dan tidak menyebabkan COVID-19. Ini termasuk ke dalam mitos 5G terkait risiko kesehatan yang marak beredar di internet yang dikait-kaitkan antara peluncuran 5G yang berdekatan dengan penyebaran COVID-19. Singkatnya, virus Corona menyebar melalui tetesan kecil (droplets) yang menginfeksi saluran pernapasan. Sebuah virus tidak dapat menyebar melalui gelombang radio.
Baca Juga: Potensi Pemanfaatan Teknologi 5G untuk Transformasi Digitalisasi Industri di Indonesia
5G adalah teknologi yang aman
Setelah penjabaran mengenai risiko kesehatan di atas, dapat dikatakan bahwa teknologi 5G merupakan teknologi yang aman bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pemaparan dari perusahaan jasa konsultansi, Deloitte, bahkan menyebut bahwa teknologi 5G lebih aman dibanding teknologi generasi sebelumnya. 5G dirancang untuk menggunakan lebih sedikit daya dibandingkan dengan generasi sebelumnya sehingga daya yang dihantarkan juga lebih rendah.
Itu tadi berbagai pertanyaan yang kerap muncul mengenal 5G. Sebelum percaya dengan mitos yang beredar, yuk budayakan untuk cek kembali dari sumber yang kredibel dan valid.