‘Edu Braille’ Membantu Orang Buta Mengakses Informasi
Seperti yang kita ketahui, penyandang tunanetra memiliki akses informasi yang terbatas jika dibandingkan dengan kita semua. Dalam dunia pendidikan, buku-buku untuk dipelajari di sekolah tidak banyak yang tercetak dalam bentuk braille, media pembelajaran bagi penyandang tunanetra juga tidak begitu bervariasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Nida Amalia, Rahmat Bambang Wahyuari, dan Edy Hamid Saifullah dari Surabaya menawarkan solusi bagi para penyandang tunanetra berupa media pembelajaran yang bernama EduBraille. EduBraille mengintegrasikan aplikasi Android dengan penampil braille dinamis (refreshable braille display), sehingga penyandang tunanetra diharapkan bisa belajar dengan lebih mudah, praktis, dan menyenangkan dari media yang lebih bervariasi.
Refreshable braille display pada EduBraille ini dibangun dengan teknologi elektromagnetik pertama di dunia sehingga membuat EduBraille memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Selain itu, aplikasi yang terintegrasi EduBraille dirancang khusus untuk memudahkan proses belajar-mengajar.
Untuk membangun sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan hardware tentunya memiliki tantangan tersendiri, karena perlu dilakukan banyak tes untuk mempelajari lebih dalam tentang hardware atau code yang digunakan. Selain itu, program yang dikembangkan EduBraille juga harus selalu disesuaikan dengan keterbatasan dari hardware.
Namun tantangan tersebut justru menjadi motivasi bagi Nida, Rahmat dan Edy untuk terus belajar lebih banyak sehingga mereka dapat mendapatkan solusi terbaik untuk pengembangan EduBraille. Merekapun
berharap semakin banyak komunitas dan forum yang berfokus terhadap pemrograman di berbagai jenis mikro.
EduBraille merupakan salah satu peserta The NextDev 2017 yang terpilih sebagai finalis karena dinilai memiliki aplikasi digital dengan kemampuan untuk memberikan solusi dan memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, agrikultur, dan transportasi.
Kedua puluh finalis ini juga dapat memberikan inspirasi bagi anak muda sebagai generasi penerus bangsa, untuk berkarya melalui teknologi, mewujudkan ide dan impian melalui kreasi aplikasi digital yang dapat memberikan dampak positif yang nyata.