‘Medicaboo’ Permudah Akses Informasi untuk Pelayanan Kesehatan
Seringkali kita mengalami situasi ketika kita sakit, namun kesulitan mencari informasi mengenai dokter yang tepat untuk konsultasi, serta ruang rawat inap yang tersedia untuk medapatkan perawatan medis sesegera mungkin. Terkadang kita harus menghubungi satu per satu rumah sakit untuk mendapatkan informasi dokter rujukan yang tepat, serta bermacam-macam jenis ruang rawat inap yang tersedia di masing-masing rumah sakit.
Kesulitan ini juga pernah dialami oleh Farly Nur Dewantara ketika adik iparnya jatuh sakit. Dari situ ia bersama dengan Drg. Suci Nuralitha, MKes yang kebetulah adalah mertuanya, mendapatkan ide untuk mengemangkan aplikasi digital yang dapat membantu masyarakat mencari dokter sekaligus memesan ruang rawat inap di rumah sakit dengan mudah. Setelah menggodok ide tersebut menjadi lebih matang, bersama-sama dengan Dr. Amru Sofian SpOG (K). Onk. MWALS, Atikah Chairunissa, Farly dan dokter Suci kemudian mendirikan startup bernama ‘Medicaboo’.
Di dalam ‘Medicaboo’, pengguna bisa memanfaatkan direktori rumah sakit dan dokter, sekaligus melakukan reservasi konsultasi dokter dan ruang rawat inap rumah sakit. Untuk memberikan informasi yang lengkap bagi pengguna, ‘Medicaboo’ sudah menjalin kerja sama dengan lebih dari 130 rumah sakit dan klinik serta lebih dari 400 dokter di Pekanbaru. Jumlah tersebut adalah gabungan dari rumah sakit, klinik, juga dokter yang ada di direktori dan yang menerima pemesanan online. Sedangkan untuk pemesanan online ruang rawat inap, sudah ada 73 rumah sakit yang tersedia. Sementara itu, untuk pemesanan konsultasi dengan dokter secara online, sudah ada 162 dokter di dalam daftar.
Berkat inovasinya dalam memanfaatkan teknologi untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, ‘Medicaboo’ berhasil menjadi salah satu TOP 20 kompetisi The NextDev 2017 dan berhak mengikuti ‘The NextDev Academy’ di tahun 2018. Program ini merupakan program lanjutan bagi para finalis The NextDev, yang ditujukan untuk meningkatkan skalabilitas social technopreneurs melalui pengembangan diri dan peningkatan kemampuan di bidang research and customer development, design sprint, branding, product development, serta business model and bootstrapping.