Mencari Talenta Digital Indonesia
Sembilan juta orang. Itu adalah jumlah talenta digital baru yang perlu dihasilkan oleh Indonesia dalam 10-15 tahun mendatang, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, untuk mendorong transformasi digital di berbagai sektor secara menyeluruh dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadi penting karena Indonesia tengah bersiap menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang membutuhkan kesiapan teknologi terintegrasi. Dari situ, pemerintah menargetkan untuk melahirkan 600 ribu talenta digital tiap tahunnya, dimulai dari tahun 2020 ini.
Tidak dapat dipungkiri, ketersediaan talenta digital yang melimpah memang menjadi faktor penting bagi sebuah negara agar tidak hanya memiliki ekosistem digital yang berkesinambungan, namun juga memiliki daya saing di sektor digital secara global. Hal tersebut pun diperlihatkan oleh salah satu negara tetangga kita, Singapura. Untuk membahasnya lebih lanjut, kita perlu menengok laporan IMD World Digital Competitiveness Ranking 2019.
Pada laporan tersebut, Singapura menduduki posisi kedua dalam urusan tingkat kompetitif sebuah negara di sektor digital, hanya kalah dari Amerika Serikat. Direktur IMD World Competitiveness Center Arturo Bris mengatakan, kekuatan daya saing digital Negeri Singa salah satunya terletak pada melimpahnya talenta digital mereka. Bahkan, sejak 2015, kekuatan talenta digital Singapura konsisten menduduki peringkat pertama dalam IMD World Digital Competitiveness Ranking.
Lantas, bagaimana dengan negara kita? Indonesia berada di peringkat 56 dari total 63 negara yang berpartisipasi dalam laporan tersebut. Lebih lanjut, kekuatan talenta digital Indonesia sendiri hanya berada di posisi ke 42. Alih-alih menyaingi Singapura, kita pun masih berada di urutan belakang dari Malaysia (peringkat 22), Thailand (peringkat 40), dan Filipina (peringkat 41).
Untuk mengatasinya, pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya dalam meningkatkan ketersediaan talenta digital. Salah satunya dengan menyediakan program bernama Digital Talent Scholarship. Inisiatif yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tersebut menargetkan dapat memberikan hingga 60.000 beasiswa tiap tahun.
Meski demikian, melahirkan talenta digital berkualitas secara konsisten dalam jangka panjang bukan pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kontribusi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta hingga akademis, agar mampu bersama-sama memajukan ekosistem digital di Tanah Air, yang salah satunya dapat diwujudkan dengan melahirkan lebih banyak lagi talenta digital berkualitas.
The NextDev Hub X Huawei Webinar Series
Memahami hal di atas, Telkomsel sebagai leading digital telco company yang aktif dalam menjaring talenta digital, terus berkomitmen untuk terus berupaya untuk melakukan pendampingan bagi sumber daya manusia di seluruh Indonesia. Salah satu perwujudan komitmen tersebut dilakukan melalui inisiatif The NextDev, yang telah memperluas programnya dengan memperkenalkan The NextDev Hub pada Desember 2019. The NextDev Hub merupakan wadah kolaborasi dan konektivitas bagi startup digital dari berbagai tingkatan pertumbuhan bisnis dengan para penggiat industri kreatif digital lainnya.
Kini, dalam mewujudkan komitmennya, The NextDev Hub berkolaborasi bersama Huawei untuk menyelenggarakan “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” yang berlangsung mulai 9 Juni 2020 hingga 27 Agustus 2020. Total, ada 11 sesi seminar daring yang dapat diikuti, dengan topik yang beragam, mulai dari tren pasar terkini hingga optimalisasi 5G, cloud, Internet of Things, big data, dan kecerdasan buatan untuk pertumbuhan bisnis. Webinar akan diadakan sekali dalam seminggu, dan diselenggarakan melalui aplikasi video conference CloudX.
Baca juga: Paket CloudX Bukan Paket Internet Biasa
Seminar daring perdana dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” sendiri telah berlangsung pada Selasa, 9 Juni 2020, dengan mengangkat topik “The Secret of Huawei's Continuous Growth”. Sekitar 150 penggiat ekosistem digital dari seluruh Indonesia ikut berpartisipasi dalam webinar, termasuk 25 startup terbaik di The NextDev 2019, lulusan dan pemenang edisi The NextDev sebelumnya, serta 30 partisipan terbaik IndonesiaNEXT 2019.
Seminar daring tersebut membahas bagaimana Huawei menumbuhkan bisnisnya secara kontinu melalui optimalisasi teknologi terkini untuk memperluas portfolio dari waktu ke waktu. Zhang Wei, Senior Consultant Huawei, yang menjadi pembicara dalam sesi tersebut mengatakan bahwa Huawei telah melewati perjalanan panjang selama kiprahnya, dan berada di posisinya sekarang bukan merupakan pencapaian yang instan.
Sepanjang perjalanannya, Huawei terus tumbuh mengikuti perkembangan industri. Pada 1993, Huawei melakukan salah satu terobosan terbesarnya dengan merilis sentral telepon digital pertama bernama C&C08. Selanjutnya, Huawei berhasil memproduksi chipset 3G buatannya sendiri pada 2001, dan kini menjadi salah satu penyedia infrastruktur 5G terbesar secara global.
Apa yang telah dilalui Huawei sekaligus membentuk empat area bisnis utama yang kini dimiliki Huawei, yaitu carrier, enterprise, consumer, dan cloud. Semuanya mendapat perhatian yang sama besarnya dari Huawei dengan menghadirkan produk dan solusi dari hulu ke hilir terhadap pendistribusian informasi, presentasi, transmisi, pemrosesan, penyimpanan, dan penyimpulan berbasis data.
Dari situ, inovasi selalu menjadi fondasi utama bagi Huawei untuk bisa berjuang dan tumbuh di industri teknologi yang dinamis selama lebih dari 30 tahun berdiri. Inovasi yang senantiasa menjadi pusat dari seluruh produk dan solusi Huawei dirancang melalui dua aspek utama, yaitu realitas (berdasarkan kebutuhan konsumen) dan teori (berlandaskan sains dan teknologi), agar terobosan yang dihadirkan tidak hanya mengimplementasikan teknologi terkini, namun juga mengedepankan prinsip customer-centricity.
Baca juga: Social Media Distancing di Masa Social Distancing
Menghadirkan inovasi secara konsisten dalam jangka panjang tentunya membutuhkan sumber daya yang memadai, termasuk ketersediaan talenta. Maka dari itu, Huawei mengalokasikan lebih dari 90.000 staf di bagian riset dan pengembangan, sekaligus menjalin kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia.
Selain itu, dari sisi investasi, Huawei menempati posisi kelima dalam hal perusahaan dengan pengeluaran di bidang riset dan pengembangan terbesar secara global. Sepanjang 2018 pun Huawei telah menggelontorkan lebih dari 15 miliar dolar AS untuk keperluan riset dan pengembangan.
Zhang Wei pun mengatakan bahwa Huawei juga berawal dari sebuah startup. Maka dari itu, para pendiri startup di Indonesia, khususnya yang masih berada di tahap awal, harus berani berinovasi dengan memanfaatkan teknologi terkini yang mampu menjawab persoalan di tengah masyarakat, baik dalam skala kecil maupun besar. Dengan begitu, startup akan mampu menunjukkan pertumbuhan yang membuatnya tidak hanya memberikan dampak sosial positif, namun juga berkontribusi terhadap perkembangan ekosistem digital yang berkesinambungan.
Satu yang tidak boleh terlupakan, peran talenta digital dalam proses tersebut juga sangat krusial. Untuk itu, “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series” tidak hanya menyasar para pendiri startup, namun juga talenta digital dan penggiat ekosistem digital lainnya untuk bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai negeri digital yang mampu memiliki daya saing secara regional hingga internasional
Nah, buat kamu yang ingin berkontribusi terhadap perkembangan ekosistem digital di Indonesia, jangan sampai ketinggalan seminar daring berikutnya dari “The NextDev Hub X Huawei Webinar Series”. Masih ada 10 webinar menarik yang patut disimak, dengan sesi selanjutnya akan diselenggarakan pada Selasa, 16 Juni 2020, dengan topik “ICT Market Trend and Business Innovation”.
Butuh informasi lebih lanjut? Langsung saja akses melalui akun sosial media @thenextdev.
Instagram: https://instagram.com/thenextdev
Twitter: https://twitter.com/the_nextdev
Facebook: https://facebook.com/thenextdev