Pentingnya Memahami Potensi Bahaya Penggunaan VPN Gratis
“Data is the new oil”. Ungkapan tersebut sering digunakan untuk menggambarkan betapa berharganya data milik pengguna internet. Hal ini juga yang membuat perusahaan-perusahaan teknologi dengan basis data luar biasa besar seperti Google dan Facebook bisa meraksasa.
Meski demikian, data tidak hanya berharga bagi perusahaan saja. Kita juga harus menyadari bahwa data-data yang kita miliki itu penting. Bentuk datanya beragam, bisa email, password ke berbagai akun media sosial dan e-commerce, hingga data perbankan seperti pin mobile banking.
Hal tersebut yang membuat kita harus berhati-hati dalam mengakses internet. Salah satu yang patut dipertimbangkan adalah ketika memutuskan untuk menggunakan layanan virtual private network (VPN). Sekarang ini ada provider yang menawarkan layanan VPN berbayar kepada penggunanya. Di sisi lain, ada banyak layanan VPN cuma-cuma yang menjanjikan keamanan bagi pengguna tanpa biaya tambahan apa pun. Ini yang perlu mendapat perhatian besar dari kita.
Lalu apakah layanan VPN gratis berbahaya? Mungkin kamu pernah mendengar ungkapan “if you're not paying for it, you're the product”. Jika kita tidak mengeluarkan uang untuk menggunakan sebuah layanan, maka sebenarnya kita sendirilah yang menjadi produk yang dijual.
Ini pun juga berlaku ketika kita menggunakan layanan VPN gratis. Para provider VPN gratis tentunya tetap berupaya untuk menghasilkan keuntungan. Dan seringkali, mereka menjual pengguna, atau lebih tepatnya data pengguna, kepada para pengiklan.
Ada potensi bahaya yang timbul akibat penggunaan VPN cuma-cuma. Jadi, kalau kamu berniat untuk menggunakan layanan VPN gratis, ada baiknya kamu menyimak lima bahaya penggunaan VPN gratis yang dapat mengancam kamu berikut ini:
1. Mengancam keamanan perangkat dan pengguna
Salah satu tujuan utama dari penggunaan VPN adalah untuk melindungi penggunanya dari para hacker. Sayangnya, situasinya bisa berbalik 180 derajat jika kita bicara tentang layanan VPN gratis.
Studi berjudul “An Analysis of the Privacy and Security Risks of Android VPN Permission-enabled Apps” yang mengobservasi 283 VPN menunjukkan bahwa 38% dari sampel VPN mengandung malware, dengan nama-nama VPN gratis mendominasi daftar tersebut.
2. Melacak aktivitas online dan risiko pencurian data pribadi pengguna
Sekali lagi, layanan VPN gratis bisa menyalahi fungsi sebenarnya dari penggunaan VPN. Layanan tersebut sebetulnya dimanfaatkan untuk melindungi privasi penggunanya ketika berselancar di dunia maya. Alih-alih menjalankan fungsi tersebut, layanan VPN gratis justru bisa melacak aktivitas online penggunanya.
Masih merujuk pada studi “An Analysis of the Privacy and Security Risks of Android VPN Permission-enabled Apps”, diketahui bahwa 72% dari VPN gratis yang menjadi sampel memiliki fungsi pelacak di dalam sistemnya. Pelacak digunakan untuk mengumpulkan data-data dari aktivitas online pengguna yang kemudian ‘disuguhkan’ kepada para pengiklan agar mereka bisa memasang iklan ke sasaran yang tepat.
Karena alasan ini, sangat berbahaya jika menggunakan VPN gratis saat melakukan kegiatan-kegiatan sensitif seperti mengakses aplikasi mobile banking atau melakukan transaksi di e-commerce. Pasalnya, server dari VPN tersebut dapat menyimpan data pengguna, dan penyalahgunaan data bisa dilakukan setelahnya.
3. Membatasi penggunaan data pengguna
Ada banyak metode yang digunakan oleh penyedia layanan VPN gratis dalam membatasi data pengguna. Salah satu yang paling populer adalah memberikan batasan kuota pada paket VPN gratis untuk memaksa pengguna beralih ke paket VPN berbayar. Besaran kuota yang menjadi ambang batas pun beragam. Ada yang hanya 500MB, ada juga yang sampai 2GB.
4. Membuat koneksi internet menjadi lambat
Mirip dengan poin sebelumnya, praktik ini digunakan oleh penyedia layanan VPN gratis untuk mendorong penggunanya agar menggunakan paket VPN berbayar. Ada berbagai cara yang bisa digunakan oleh para provider dalam menjalankan praktik ini, seperti dengan menampilkan banyak iklan.
Selain itu, sejumlah provider VPN gratis juga dapat mengalihkan bandwidth pengguna gratis kepada pengguna berbayar agar orang-orang yang berlangganan dapat merasakan pengalaman yang lebih baik. Sebaliknya, hal ini membuat pengguna gratis merasakan koneksi internet yang lambat.
5. Membombardir pengguna dengan iklan
Ini adalah salah satu cara para penyedia layanan VPN gratis mendapatkan penghasilan dari para penggunanya. Dalam beberapa kasus, iklan dapat muncul begitu pengguna telah terhubung dengan VPN gratis tersebut atau tiap membuka tab baru.
Selain mengganggu, iklan-iklan tersebut pun bisa memperlambat koneksi internet pengguna. Bahkan, iklan-iklan itu juga berpotensi mengandung malware yang akan menyusupi perangkat ketika pengguna melakukan klik pada iklan terkait.
Dengan mengetahui poin-poin di atas, kamu dapat melindungi diri kamu sendiri dari bahaya penggunaan VPN gratis. Tapi, jangan berhenti di kamu ya. Yuk, bantu pengguna internet lainnya di Indonesia untuk mengetahui dampak negatif akibat menggunakan layanan VPN gratis agar data kita tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.