Sejak melakukan peluncuran teknologi 5G pada tahun lalu, Telkomsel terus melakukan pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Nggak cuma bikin internetan kamu makin lancar, teknologi 5G memiliki peran penting dalam transformasi digital terutama di era Industri 4.0.
Udah pada tahu belum sih apa itu Industri 4.0? Ya, Industri 4.0 merupakan revolusi industri keempat yang menitikberatkan pada otomatisasi serta kolaborasi antara teknologi siber dengan industri konvensional. Industri 4.0 ditandai dengan adanya mesin pembelajaran dan kecerdasan buatan yang memungkinkan semua perangkat saling terhubung.
Lalu apa sih peran 5G dalam mendorong transformasi digital di era Industri 4.0? Langsung aja simak pemaparannya di bawah!
5G Hadirkan Kapabilitas Baru
Sebelum kita masuk ke pembahasan utama, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu kalau 5G sudah pasti membawa kapabilitas baru dibandingkan teknologi-generasi sebelumnya. Kamu pasti sudah merasakan sendiri dampak dari 4G LTE bukan? Hadirnya 4G mampu melahirkan model ekonomi baru, di mana bermunculan perusahaan on-demand services, seperti ride hailing dan e-commerce.
Nah, potensi 5G tentunya lebih besar dari itu. Sebagai platform innovation, 5G merupakan game changer dalam dunia teknologi yang akan mendorong lebih banyak model ekonomi baru. Hal ini wajar, mengingat 5G memiliki banyak kelebihan dibanding 4G, di antaranya kecepatan akses internet hingga puluhan kali lipat, latensi (waktu tempuh akses data) yang puluhan kali lebih rendah, sampai kemampuan untuk terkoneksi dengan perangkat yang jumlahnya puluhan kali lebih banyak.
Baca Juga: 5G itu buat apa sih?
Benefit 5G untuk Industri
Sampai sini kira-kira udah paham belum kelebihan 5G? Kalau sudah, yuk kita mulai masuk manfaatnya untuk kebutuhan industri. Setidaknya ada tiga manfaat teknologi 5G untuk sektor industri, di antaranya:
1. Productivity (do more with the same)
Dengan 5G, perusahaan bisa meningkatkan produktivitas dengan menggunakan bahan yang sama. Bahkan kamu bisa meningkatkan kapasitas produksi dan utilize machine hingga 20%.
2. Efficiency (do the same with less)
Efisiensi kerap menjadi hal yang diidamkan oleh para pelaku industri. Dengan kecanggihan 5G dan smart manufacturing, perusahaan bisa menggunakan material yang lebih sedikit untuk menghasilkan output yang sama besarnya.
3. Safety & Sustainability (do no harm)
Menjalankan sebuah industri juga harus diiringi oleh kepedulian akan lingkungan dan keselamatan kerja. Melalui implementasi 5G, perusahaan bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja hingga 25% dan kecelakaan transportasi hingga 18%.
Solusi Telkomsel di Industri 4.0
Ada beberapa tahapan dan faktor kunci dalam mewujudkan Industri 4.0, yakni Connectivity, Optimization, Agility, Transparency, dan Proactive. Apa sih maksudnya? Eits, sabar. Kami terangkan satu persatu ya.
Connectivity di sini berarti semua proses, individu, dan mesin akan saling terhubung demi menghasilkan efisiensi. Optimization memungkinkan proses otomatisasi ke tahap yang lebih tinggi guna meningkatkan uptime dan produktivitas.
Kemudian ada juga Agility yang memungkinkan perusahaan untuk mengkonfigurasikan tata letak pabrik dan mengimplementasikan perubahan produk secara real time. Perusahaan juga dapat menghadirkan visibilitas di semua operasi untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara real time melalui poin Transparency. Dan tak ketinggalan semuanya dapat dilakukan secara otomatis dengan monitoring yang aman atau Proactive.
Nah, bicara mengenai Industri 4.0, pastinya tidak lepas dari peranan Internet of Things (IoT) itu sendiri. Melalui Telkomsel IoT, Telkomsel menghadirkan beragam solusi IoT untuk kepentingan industri. Mulai dari, IoT Smart Connectivity untuk penggunaan di sektor perbankan, finansial, hingga ritel, IoT Fleet Management untuk kebutuhan supply chain, serta IoT Industrial yang berfokus pada pertambangan, oil and gas, dan energi.
5L to Avoid the Trap
Semua orang pasti ingin mencapai keberhasilan pada era Industri 4.0 ini. Namun, perusahaan harus memperhatikan langkah-langkah yang tepat agar tidak masuk ke dalam situasi bernama 'pilot trap'. Apa itu pilot trap? Pilot trap merupakan situasi di mana perusahaan tidak berani maju lebih jauh dari tahap percontohan (pilot project) dalam mengimplementasikan industri 4.0.
Guna menghindari situasi tersebut ada lima hal yang harus dihindari:
1. Lack of return of investment (ROI)
Banyak yang gagal karena mereka tidak bisa menemukan ROI dalam inisiatif transformasi digital. Lantas, apa yang harus dilakukan? Kamu harus menetukan objektif bisnis yang jelas dan disertai dengan peranan dari CEO sebagai pengambil keputusan.
2. Lack of Vision & Roadmap
Tahu nggak kamu kalau transformasi digital sejatinya tidak bisa dilakukan sebagai Silo Project atau dilakukan sendiri-sendiri. Transformasi digital harus dilakukan oleh seluruh orang dan organisasi yang terlibat di dalamnya sehingga akan membentuk satu transparansi data. Perusahaan harus merancang strategi dan roadmap secara jelas agar tumbuh dalam skala besar.
3. Lack of Talent & People
Selanjutnya, agar strategi dan roadmap berjalan sukses dibutuhkan orang yang tepat dengan kemampuan digital yang kuat, sehingga dapat menjalankan strategi yang dirancang.
4. Lack of Ecosystem
Perusahaan juga perlu berkolaborasi dengan semua pihak yang terlibat di ekosistem guna mendukung keberhasilan strategi. Peningkatan pengetahuan dan sumber daya juga diperlukan untuk mengembangkan proyek dan infrastruktur tersebut.
5. Lack of Execution
Jika semua sudah sesuai, tahap berikutnya adalah melakukan sesuatu yang sederhana tapi agile. Once kamu sudah berhasil menghindari kelima hal tadi maka kamu akan bisa melanjutkan proyek lainnya sehingga menjadi satu rangkaian yang berkelanjutan.
Baca Juga: Telkomsel 5G Experience Center Hadir di Peluncuran Pusat Industri Digital Indonesia 4.0
Sebagai leading digital telco, Telkomsel memandang penting arti transformasi digital terutama di era Industri 4.0 dengan mengandalkan IoT. Melalui pemanfaatan IoT, Telkomsel memiliki visi untuk dapat mengintegrasikan end-to-end dari supplier sampai ke customer.