Solusi Fleet Management - IoT Menjadi Solusi Fleet Management
Penjualan kendaraan roda empat nasional selama 2018 memang menggeliat. Tumbuh 7,4% dibanding 2017. Angkanya, mencapai 1,15 unit. Menariknya, pertumbuhan penjualan ritel kendaraan niaga truk selama Januari-November 2018 mencapai 25,21%. Terbesar dibanding kategori lain seperti LCGC atau MPV. Dengan volume penjualan 101.287 unit (data Gaikindo).
Artinya, ini jadi kesempatan baru bagi Telkomsel untuk mengutilisasi solusi fleet management (pemantau kendaraan) FleetSight yang sudah berjalan sejak akhir 2017. Seharusnya, tahun ini bisnis Internet of Things (IoT) di bidang transportasi berpeluang tumbuh kencang. Terutama di perusahaan-perusahaan logistik, ekspedisi, maupun kantor yang memiliki armada mobil cukup besar.
Penetrasi fleet management di Indonesia memang tergolong rendah. Masih berada di tahap awal (early stage) adopsi perangkat IoT. Mengapa? Pertama, karena memang IoT adalah teknologi yang terbilang baru. Kedua, konsumen di Indonesia juga belum sepenuhnya paham apa manfaat IoT dengan bisnis mereka.
Menjaring Data
Bagaimana sebenarnya cara kerja IoT di layanan FleetSight? Sangat sederhana. Perangkat onboard diagnoctic (OBD) berbasis GPS disematkan ke armada truk, bus, atau mobil. Lalu, akan terhubung ke jaringan 2G/3G Telkomsel.
Perangkat OBD FleetSight akan merekam data-data kendaraan. Mulai lokasi, kecepatan, rute, hingga batas lokasi (geofencing). Perusahaan bisa mengetahui parameter seperti kapan mesin kendaraan mati, hidup namun idle (diam di tempat), atau sedang berjalan. Bahkan, memperingatkan kendaraan ketika keluar dari geofencing yang sudah diatur.
Melalui jaringan internet, semua data dan informasi mengenai armada ditampilkan di Web Dashboard. Yang bisa diakses perusahaan untuk memantau armada mereka. Data dan interkoneksi, memungkinkan perusahaan tetap mengontrol aset mereka kendati terpisah jarak.
Apa Benefit IoT?
Tentu saja ini yang jadi pertanyaan utama bagi perusahaan yang tertarik dengan IoT. Apa dampaknya terhadap manajemen armada? Jawabnya, banyak sekali. Pertama, operasional jadi lebih mudah dan efisien. Selain GPS, IoT juga menawarkan banyak tool tambahan yang akan terus bertambah di masa mendatang.
Misalnya kamera streaming di dalam kendaraan, kemudahan scheduling dan load management, pelacakan pengemudi dan kendaraan, bahkan lebih advance seperti monitor cara berkemudi sopir, jadwal maintenance kendaraan, hingga laporan kondisi lalu lintas.
Kedua, IoT punya kemampuan untuk mengotomatisasi berbagai proses. Sebab, perangkat yang saling terhubung menjadi bagian dalam satu proses terintegrasi. Karenanya, perusahaan logistik dapat mengatur secara otomatis proses logistik harian dan perencanaan perjalanan. Termasuk, mengalihkan kegiatan operasi harian ke cloud sehingga pelacakan armada jarak jauh dapat dilakukan kapan saja darimana saja.
Ketiga, adalah analisa. Karena layanan IoT FleetSight merekam banyak data dari banyak sensor, maka perusahaan bisa mendapat informasi terkait cara berkemudi sopir yang ugal-ugalan, suka ngebut, atau terlalu lama berhenti. Data-data yang dikumpulkan dari berbagai sensor itu bisa digaunakan untuk memperbaiki performa, melakukan efisensi, dan menganalisa masalah terkait kegiatan operasional maupun peralatan dan aset perusahaan.
Keempat, IoT memungkinkan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan kompetitor. Utilisasi teknologi IoT yang tepat, membuat klien bisa memangkas biaya sekaligus memperbaiki performa. Merekam, membagi, dan menganalisa data dan informasi secara real time membuat perusahaan bisa mengambil keputusan cepat ketika terjadi masalah.
Saat ini IoT teknokogi IoT masih akan terus berevolusi, terus dikembangkan. Lalu, perusahaan juga akan terus-menerus menemukan use case terhadap teknologi yang ada. Sebab, kedepannya IoT akan menjadi nadi dari industri fleet management. Jika tidak mulai melakukan implementasi dari sekarang, maka perusahaan akan ketinggalan.
Memperluas Wilayah
Bisnis fleet management kedepannya sangat menjanjikan. Telkomsel juga berkomitmen untuk menjadi pemimpin di sektor ini. Komitmen itu, diwujudkan tidak hanya lewat edukasi dan pemasaran, tapi juga after sales service.
Jaringan Telkomsel sudah meng-cover lebih dari 41 kota besar agar konsumen dapat terlayani dengan baik. Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah juga menjanjikan jika ada perusahaan yang beroperasi di wilayah yang tidak ada jaringan Telkomsel, pihaknya akan memperluas layanan. Sehingga mobilisasi di wilayah nasional bisa dilayani dengan baik.