Tips Terhindar dari Kejahatan Siber Digital
Kamu pasti pernah kan, belanja online pakai aplikasi e-commerce, bayar tagihan lewat layanan mobile banking, atau akses media sosial untuk berinteraksi dan mencari informasi paling up-to-date? Hadirnya teknologi digital memang membuat aktivitas kita sehari-hari menjadi lebih mudah. Namun, tingginya penggunaan layanan digital ini juga harus didukung oleh upaya kita untuk memproteksi diri.
Maraknya kejahatan siber menjadi salah satu alasan penting mengapa kamu harus menjaga keamanan di platform digital. Agar kamu semakin waspada terhadap beberapa kejahatan siber yang sering terjadi di Indonesia, berikut adalah penjelasan dan langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan:
1. Scam, fraud, dan hadiah undian
Kasus serangan siber yang sering terjadi di Indonesia antara lain scam, fraud, dan hadiah undian. Kejahatan berupa scam terjadi jika pelaku menipu calon korban untuk memberikan kode angka atau informasi pribadi sehingga pelaku bisa mengakses akun pribadi milik calon korban.
Sedangkan fraud adalah pencurian informasi tanpa sepengetahuan pemilik akun tersebut. Tidak hanya itu saja, selama periode 2013-2019, kasus penipuan dengan berkedok hadiah undian masih terus berlangsung. Penipuan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data pribadi pengguna dengan mengirimkan malware atau virus melalui tautan. Pada umumnya, kejahatan siber seperti scam, fraud, dan hadiah undian memanfaatkan psikologis pengguna dengan memberikan kesan bahwa terjadi situasi darurat yang menyerang orang terdekat.
Tips pertama untuk menghindari terjadinya scam, fraud, dan hadiah undian adalah selalu cek ulang informasi yang kamu dapatkan. Misalnya, jika kamu mendapatkan pesan dan menjadi pemenang undian padahal merasa tidak mengikuti kompetisi atau undian apa pun, sudah bisa dipastikan bahwa hal tersebut adalah penipuan. Yang kedua, jangan pernah sembarangan klik link atau tautan yang mencurigakan dan tidak jelas sumbernya. Kalau kamu tidak sengaja meng-klik tautan tersebut, segera tutup laman yang memuat tautan tersebut agar tidak sempat termuat. Selanjutnya, jangan memberikan data diri pribadi ke platform atau situs website yang mengiming-imingi sesuatu atau menakut-nakuti jika kamu tidak melakukan sesuai perintah pelaku kejahatan.
2. Privasi data
Kejahatan siber yang memanfaatkan privasi data merupakan risiko bagi perorangan, perusahaan, maupun lembaga pemerintah yang menyimpan sejumlah besar data penting. Data ini misalnya berhubungan dengan alamat rumah, nomor telepon, atau data lainnya yang termasuk privasi.
Untuk menghindari terjadinya kebocoran privasi data, pengguna wajib membuat kata sandi yang kuat agar tidak mudah dibobol. Usahakan untuk membuat kata sandi yang berbeda pada tiap akun.
Selain itu, lakukan kendali terhadap izin akses data pada perangkat lunak yang biasanya digunakan. Misalnya, kamu bisa menentukan fitur atau menu apa saja yang bisa diakses oleh aplikasi tersebut.
Kamu juga harus sangat berhati-hati dalam menggunakan fasilitas Wi-Fi gratis saat berada di tempat umum, misalnya bandara, stasiun, terminal, atau kafe. Jika kamu ingin melakukan transaksi keuangan melalui layanan mobile banking atau internet banking, pastikan kamu menggunakan layanan data seluler (bukan akses Wi-Fi publik) untuk menghindari terjadinya kejahatan siber.
3. Modus OTP
Kasus kejahatan siber yang juga marak terjadi adalah melalui modus OTP atau One-Time Password. Di akhir tahun 2019, kasus baru muncul dengan pendekatan call forwarding untuk mendapatkan kode OTP dari pengguna platform digital. Pelaku kejahatan sering menciptakan suasana yang meyakinkan bagi para korban agar meyakini mereka dan bukan memanfaatkan celah dari segi sistem atau platform.
Agar terhindar dari kejahatan dengan modus OTP, jangan pernah membagikan kode OTP kepada orang lain, siapa pun orangnya, baik dikenal atau tidak dikenal. Pengguna juga diharapkan tidak membagikan nomor telepon penting di media sosial. Di samping itu, pastikan juga untuk menonaktifkan fitur call forwarding. Untuk keamanan siber berlapis, pengguna bisa mengaktifkan two factor authentication (2FA) atau keamanan dua langkah pada aplikasi smartphone yang digunakan.
Untuk mencegah penipuan bermodus OTP, Telkomsel menghadirkan fitur Magic Link yang merupakan tautan khusus yang tidak berfungsi jika diteruskan (di-forward). Fitur ini memungkinkan pelanggan melakukan login aplikasi MyTelkomsel dengan lebih aman.
4. Pretexting
Teknik kejahatan siber ini digunakan oleh hacker atau pelaku kejahatan dengan berbicara layaknya seorang ahli, menyampaikan pesan yang meyakinkan, atau menggunakan identitas palsu dengan tujuan menipu korban agar memberikan informasi rahasia. Pelaku kejahatan siber dengan modus pretexting memanfaatkan tingginya keikutsertaan masyarakat lewat kuis berhadiah. Mereka juga mengatasnamakan institusi untuk memanipulasi dan mendapatkan data pribadi pengguna.
Agar kamu terhindar dari pretexting, maka kamu perlu menaruh kecurigaan dan lebih waspada terhadap nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan seseorang atau perusahaan. Pelaku kejahatan biasanya menggunakan nada suara atau berbicara layaknya customer service atau seseorang yang profesional. Dari sini, mereka akan menanyakan hal-hal pribadi atau informasi penting yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan siber. Jadi, tidak menjawab pertanyaan justru menjadi langkah yang bijak demi terhindar dari kejahatan siber pretexting.
5. Deep fakes
Deep fakes adalah kejahatan yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan gambar dan suara palsu yang tampak nyata. Adanya deep fakes memungkinkan manipulasi gambar atau video seseorang untuk menggambarkan beberapa aktivitas yang sebenarnya tidak terjadi. Deep fakes dapat dimanfaatkan untuk menciptakan hoax yang melibatkan tokoh penting, misalnya politisi atau selebriti.
Penggunaan deep fakes untuk serangan siber masih jarang terjadi di Indonesia. Namun, banyaknya informasi atau berita hoax sangat sering terjadi. Untuk itu, pastikan kamu selalu mengecek sumber berita dari berbagai kanal. Buktikan bahwa informasi yang kamu dapatkan adalah valid dengan mencari banyak sumber yang membicarakan hal tersebut, didukung dengan data dan fakta yang ada.
Apabila mendapatkan gambar yang tampak seperti nyata, kamu dapat menggunakan beberapa aplikasi, baik di desktop maupun smartphone untuk memvalidasi gambar tersebut. Mulai saat ini, biasakan untuk berpikir jernih dan cek ulang terhadap validitas informasi sebelum berbagi atau menyebarkan cerita, data, foto, video, dan lain-lainnya.
Yuk, praktikkan tips di atas agar kita terhindar dari kejahatan siber yang merugikan diri kita sendiri!
Informasi dalam artikel ini dirangkum dari White Paper: Pentingnya Kemitraan untuk Memperkuat Keamanan Siber Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi Center for Digital Society (CfDS) dengan Onno Center, didukung oleh TikTok. Bersama Telkomsel, TikTok juga telah meluncurkan kemitraan strategis untuk mendukung kreativitas masyarakat Indonesia di era digital, 27 Oktober lalu.