Di Telkomsel, kami mengklasifikasikan sampah kami dalam empat kategori utama: sampah dari modem indiHome, peralatan jaringan, kartu SIM, dan sampah gedung kantor. Pengelolaan sampah yang efisien, seperti pemanfaatan kembali, daur ulang, dan penggunaan ulang, sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan. Kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular untuk memperpanjang umur produk dan mengelola sampah yang dihasilkan oleh operasional kami. Sebagai bagian dari tanggung jawab kami terhadap lingkungan, kami menargetkan untuk mendaur ulang dan memanfaatkan kembali sampah elektronik kami, mencakup peralatan jaringan, perangkat IT, dan modem. Selain itu, kami juga berkomitmen untuk mengurangi sampah dari gedung kantor kami agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir.
Kami berkomitmen untuk meningkatkan upaya keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan dalam operasional kami. Untuk mendukung tujuan ini, kami berupaya untuk dapat mendaur ulang kemasan produk kami, terutama kartu SIM dan modem.
Salah satu inisiatif penting adalah kemitraan kami dengan PlusTik untuk mengelola limbah plastik bernilai rendah. Hingga saat ini, pada 2024 kami telah mengolah lebih dari 365 kg limbah dari kartu SIM menjadi dudukan ponsel, blok paving dan tempat sampah. Produk-produk ini didistribusikan ke gerai ritel atau digunakan dalam pembangunan fasilitas baru di kantor Telkomsel. Pada paruh kedua tahun 2024, kami mengganti kemasan produk reguler kami (Telkomsel Lite & ByU) dari PET ke kertas. Kami juga mulai menggunakan kemasan kardus sebagai pengganti plastik untuk modem IndiHome. Selain itu, kami mencapai tonggak penting dengan berhasil memproduksi 387.000 eSIM pada tahun 2024, yang juga turut berkontribusi dalam mengurangi sampah fisik dari kartu SIM tradisional.
Kami memahami pentingnya konservasi air sebagai bagian dari komitmen kami terhadap keberlanjutan. Kami berupaya untuk mengurangi penggunaan air dalam operasional kami untuk mengatasi kelangkaan air serta mendorong pengelolaan air yang lebih baik. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan menerapkan sistem Pemanenan Air Hujan (PAH) di Kantor Pusat, di mana air hujan yang terkumpul akan digunakan untuk membersihkan kaca gedung dan menyiram tanaman. Hingga akhir tahun 2024 tercatat penggunaan air pada kantor pusat kami sebesar 6,3 megaliter.