Makna 5 Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Indonesia | Telkomsel

Makna 5 Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Indonesia

Article

Sebentar lagi Republik Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke-78. Untuk mengisi hari kemerdekaan ini bisa dirayakan dengan memaknai karya-karya anak bangsa. Salah satunya adalah puisi kemerdekaan yang dibuat oleh penyair Indonesia.

 

Baca Juga: Apa Itu Puisi Cinta Romantis?

 

Beberapa puisi tentang kemerdekaan ini akan dibahas supaya kamu bisa mengungkap makna dan semangat kemerdekaan di dalamnya.

 

  1. “Persetujuan dengan Bung Karno” Karya Chairil Anwar

  2. “Gerilya” Karya W. S. Rendra

  3. “Atas Kemerdekaan” Karya Sapardi Djoko Damono

  4. “Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini” Karya Taufiq Ismail

  5. “Sukmaku Merdeka” Karya Wiji Thukul

 

Memaknai karya puisi akan lebih mudah dilakukan apabila kamu menyaksikannya saat dibacakan dalam sebuah pertunjukan. Kamu bisa menemukan para pembaca puisi kemerdekaan ini yang mengunggah penampilan mereka di YouTube.

 

Nonton YouTube pastinya akan lebih hemat kalau kamu pakai kuota internet yang tepat. Soalnya sekarang kamu bisa pakai paket internet OMG! Nonton dari Telkomsel. Kebutuhan nonton online dari platform apapun bisa lebih hemat, deh!

 

Buruan temukan dan aktivasi paketnya via aplikasi MyTelkomsel ya, guys! Harga paketnya terjangkau mulai dari Rp100 ribuan, kuota nontonnya besar hingga 75GB. Dijamin lebih puas YouTube-an selama sebulan full!

 

Nah, kalau kamu bingung mau nonton penampilan puisi tentang kemerdekaan yang mana, berikut adalah beberapa contoh dan pembahasan maknanya.

 

  1. “Persetujuan dengan Bung Karno” Karya Chairil Anwar

    Puisi ini ditulis pada tahun 1948 ketika Indonesia masih berusia belia, yakni 3 tahun. Chairil Anwar sebagai penyair mengisyaratkan semangat persatuan Indonesia melalui kesepakatan dengan Bung Karno, sang Proklamator.
     

    Semangat persatuan ini ditunjukkan dalam larik puisi seperti: Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu/ Aku sekarang api, Aku sekarang laut/ Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat.
     

    Tokoh aku di dalam puisi merasakan persatuan semangat dengan Bung Karno. Ia mengibaratkan semangatnya bagai api dan laut. Tokoh aku juga menyatakan punya visi kemerdekaan yang sama dengan Bung Karno.
     

    Kalau kamu ingin tahu bagaimana contoh puisi ini ketika dibacakan, coba akses tautan YouTube ini aja, guys.

 

  1. “Gerilya” Karya W. S. Rendra

    WS. Rendra merupakan dramawan sekaligus penyair yang dikenal dengan puisi-puisi pamfletnya. Berbagai persoalan terkait sosial dan politik ia serukan melalui bait-bait puisinya.
     

    Pada tahun 1955, Rendra membuat puisi berjudul “Gerilya”. Puisi ini menggambarkan perjuangan ketika Indonesia masih dijajah Belanda. Rendra membalut puisinya dengan kisah romantis di antara pejuang.
     

    Bait terakhir puisi ini mendeskripsikan keberanian tokoh pejuang kemerdekaan saat melawan penjajah: Lewat gardu Belanda dengan berani/ berlindung warna malam/ sendiri masuk kota/ ingin ikut ngubur ibunya//.
     

    Kamu bisa lebih memaknai puisi ini dengan menyaksikan penampilan baca puisi melalui tautan YouTube ini.

 

Baca Juga: Kuota Nonton Telkomsel OMG! Berlaku untuk Aplikasi Apa Saja?

 

  1. “Atas Kemerdekaan” Karya Sapardi Djoko Damono

    Meski dikenal sebagai penulis puisi romantis, Sapardi Djoko Damono ternyata pernah membuat puisi tentang kemerdekaan.
     

    Dalam puisi “Atas Kemerdekaan”, Sapardi mendeskripsikan kemerdekaan sebagai suatu fenomena besar di awal. Kemudian kemerdekaan membuat masing-masing kita sibuk dalam menata pembangunan.
     

    Kemerdekaan akhirnya disadari seperti batang pohon yang sedang dililit ular. Ketika kita sedang mencapai kemerdekaan berdasarkan angan-angan, ada sesuatu yang tetap membatasi gerak kita.
     

    Mari maknai puisinya lebih dalam dengan mendengarkan pembacaannya di tautan ini.

 

  1. “Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini” Karya Taufiq Ismail

    Taufiq Ismail dikenal karena puisinya berisi pemikiran kritis terhadap persoalan kebangsaan. “Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini” yang ditulis pada 1966 menjadi contohnya.
     

    Puisi ini mengajak kita merekonstruksi kembali republik merdeka seperti apa yang seharusnya kita wujudkan. Hal ini tercermin pada larik berikut: Apakah akan kita jual keyakinan kita/ Dalam pengabdian tanpa harga.
     

    Kamu bisa menonton pembacaan puisi ini melalui tautan berikut untuk lebih memahaminya.

 

  1. “Sukmaku Merdeka” Karya Wiji Thukul

    Wiji Thukul dikenal sebagai penyair yang memperjuangkan kehidupan rakyat jelata dan kaum buruh. Puisi “Sukmaku Merdeka” adalah salah satu bentuk perjuangannya.
     

    Dalam puisi ini, Wiji mendeskripsikan kemerdekaan bagi rakyat miskin sebagai kemerdekaan yang tidak bergantung terhadap negara. Selain itu, puisi ini mengajak pembacanya untuk bergerak dan tidak memaki keadaan.
     

    Klik tautan berikut untuk menyaksikan pembacaan puisi ini secara lengkap melalui platform YouTube.

 

Itulah lima contoh puisi kemerdekaan yang bisa kamu maknai untuk mengisi perayaan hari kemerdekaan nanti. Semoga puisi-puisi ini bisa mengajak kamu lebih mencintai arti perjuangan dan kemerdekaan yang bisa kita nikmati hari ini.


Baca Juga: Wattpad : Cara Menulis & Membuat Deskripsi Cerita

 

Find a package that suits you best

scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim