Sate Klathak Pak Pong: Kuliner Legendaris Yogyakarta

Sate Klathak Pak Pong Kuliner Legendaris Yogyakarta

Sate Klathak Pak Pong adalah salah satu kuliner legendaris yang berasal dari Yogyakarta, khususnya dari daerah Bantul. 

 

Dikenal dengan cara penyajiannya yang unik, sate ini menggunakan tusukan besi atau jari-jari sepeda, berbeda dengan sate pada umumnya yang menggunakan tusukan bambu.

 

 

Keistimewaan lainnya terletak pada suara "klathak" yang dihasilkan saat sate dipanggang, memberikan ciri khas tersendiri. Tradisi ini telah menjadi ikon kuliner yang sangat digemari oleh wisatawan dan masyarakat setempat.

 

Kini, tempat ini menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin merasakan sensasi sate kambing dengan cara yang berbeda. Dengan harga yang terjangkau dan cita rasa yang khas.

 

Bagi para wisatawan Sate Klathak Pak Pong tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang datang ke Yogyakarta.

 

Sate Klathak Pak Pong juga menyajikan berbagai menu olahan kambing lainnya seperti tengkleng, tongseng, dan nasi goreng kambing. Tempat ini bukan hanya terletak pada cara memasak yang unik, tetapi juga pada rasanya yang beda dari yang lain.

 

Dengan suasana yang santai dan harga yang ramah di kantong, Sate Klathak Pak Pong terus menarik pengunjung dari berbagai kalangan.

 

Kalau kamu mau coba ke sana, jangan lupa untuk update di sosial media kamu biar makin banyak yang mengenal Sate Klathak Pak Pong. Biar update-nya makin mudah, aktifkan Paket COMBO Sakti dari Telkomsel dulu, ya.

 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Soto Enak dan Legendaris di Jogja, Ada yang Usianya Nyaris Seabad

 

 

Asal Usul Sate Klathak

 

Sate Klathak Pak Pong adalah kuliner khas Yogyakarta yang sangat terkenal, dengan sejarah panjang yang dimulai sejak era 1940-an. 

 

Pencetus atau perintis dari Sate Klathak ini adalah Mbah Ambyah, seorang warga dari Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Mbah Ambyah membuka warung sate pertama di bawah Pohon Melinjo, yang buahnya sering jatuh.

 

Buah melinjo ini disebut "klathak," yang kemudian menjadi inspirasi untuk nama sate yang dijualnya, yang dikenal sebagai Sate Klathak.

 

Istilah "Sate Klathak" juga kabarnya berasal dari suara yang dihasilkan saat sate dipanggang, yaitu suara "tak... tak... tak..." yang muncul ketika garam ditaburkan di atas daging kambing yang sedang dipanggang dengan menggunakan tusukan besi. 

 

Suara khas ini, ditambah dengan cara penyajian yang unik, menjadikan Sate Klathak sebuah hidangan dengan ciri khas tersendiri. 

 

Seiring berjalannya waktu, Sate Klathak mulai dikenal luas dan menjadi salah satu kuliner yang sangat identik dengan Kabupaten Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bersanding dengan makanan khas lainnya seperti Gudeg dan Bakpia.

 

Sate Klathak Pak Pong, yang merupakan salah satu tempat terkenal yang menyajikan sate ini, tidak hanya menyajikan sate klathak, tetapi juga varian-menu olahan kambing lainnya seperti tengkleng dan tongseng. 

 

Baca Juga: 25 Kuliner Enak di Jogja Mulai dari Kaki Lima hingga Bintang Lima, Langganan Artis hingga Presiden yang Wajib kamu Coba

 

Fakta Menarik Sate Klathak Pak Pong

 

Sate Klathak Pak Pong memiliki keunikan tersendiri dari sate-sate lainnya. Berikut beberapa fakta menariknya.

 

  • Jeruji Sepeda sebagai Tusuk Sate

    Berbeda dengan sate pada umumnya yang menggunakan tusukan bambu atau tulang daun kelapa, Sate Klathak khas Imogiri menggunakan jeruji sepeda untuk menusuk daging kambing yang akan dibakar. 

     

    Penggunaan jeruji sepeda ini membuat sate lebih cepat matang dan memberikan sensasi tersendiri, menjadikannya lebih empuk dan membuat rasa sate klathak lebih lezat dan berbeda dari sate biasa.

     

  • Sate Klathak dengan Kuah Gulai

    Keunikan lainnya terletak pada cara penyajian sate ini, yang tidak menggunakan bumbu kecap seperti sate pada umumnya. Sebagai gantinya, sate klathak disajikan dengan kuah gulai yang gurih dan cenderung asin. 

     

    Hal ini membuat pengunjung, terkejut dengan cita rasa yang berbeda namun tetap enak. Proses pemanggangan dengan jeruji sepeda juga membuat bumbu lebih meresap ke dalam daging kambing.

     

  • Warisan Rasa Sejak 1960

    Sate Klathak Pak Pong, yang sudah ada sejak 1960, tetap mempertahankan cita rasa tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. 

     

    Selain sate klathak, tempat ini juga menyajikan berbagai menu kambing lainnya, seperti gulai kambing dan tongseng, menjadikannya pilihan kuliner yang wajib saat berkunjung ke Yogyakarta.

     

 

Lokasi Sate Klathak Pak Pong

 

Sate Klathak Pak Pong terletak di Jl. Sultan Agung No. 18, Jejeran II, Wonokromo, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dan buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 23.30 WIB. 

 

Lokasinya cukup mudah dijangkau, hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dari pusat Kota Yogyakarta, jadi para pengunjung tak perlu khawatir tersesat.

 

Warung ini juga buka sepanjang hari, dari pagi hingga malam, dan selalu ramai pengunjung. Sate Klathak Pak Pong bisa dipastikan penuh dengan orang yang ingin menikmati hidangan khas Yogyakarta ini. 

 

Jadi, bagi yang ingin mencoba, pastikan datang lebih awal atau bersiap untuk mengantri!

 

Itulah informasi mengenai Sate Klathak Pak Pong. Buat kamu yang suka jelajah kuliner, jangan lupa untuk download aplikasi LinkAja untuk mempermudah pembayaran kamu, ya.

 

Baca Juga: 20 Penginapan Murah Dekat Malioboro, Harganya di Bawah Rp300 Ribu

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim