Serba-Serbi Keraton Yogyakarta Warisan Budaya Sarat Makna

Serba-Serbi Keraton Yogyakarta Warisan Budaya Sarat Makna

Keraton Yogyakarta, atau dikenal secara resmi sebagai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, adalah salah satu ikon budaya dan sejarah yang menjadi pusat perhatian di Kota Gudeg. 

 

Keraton ini tidak hanya menjadi tempat tinggal resmi Sultan dan keluarganya, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kebudayaan yang melestarikan tradisi Jawa. Keraton Yogyakarta menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

 

Garis imajiner tersebut yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Parangtritis, mencerminkan konsep harmoni kosmis. Dalam kompleksnya terdapat berbagai bangunan penting, seperti Bangsal Kencono dan Pagelaran.

 

Saat ini, Keraton Yogyakarta terbuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi wisata utama di Yogyakarta. Wisatawan dapat mengunjungi berbagai bagian keraton untuk melihat koleksi benda-benda bersejarah.

 

Kamu juga bisa menikmati keindahan arsitektur dan menyaksikan pertunjukan seni tradisional seperti gamelan dan tari Jawa. Namun, beberapa bagian keraton tetap menjadi area privat untuk keluarga Sultan.

 

Kamu bisa eksplorasi berbagai wisata menarik lainnya di sekitar Keraton Jogja dengan menggunakan Kuota Ketengan dari Telkomsel. Dengan paket ini, kamu dapat menikmati internetan 500MB seharian hanya dengan Rp4.000. 

 

Baca Juga: 20 Tempat Wisata di Jogja, Ada Kota Kartun Pertama di Indonesia

 

 

Makna di Balik Nama Keraton Yogyakarta

 

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah salah satu simbol utama Kota Yogyakarta dan memiliki sejarah yang sangat kaya. Nama "Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat" mengandung makna filosofis yang dalam. 

 

"Ngayogyakarta" berasal dari kata "Ngayogya" yang berarti tempat yang damai dan sejahtera, sementara "Hadiningrat" merujuk pada kebesaran dan keagungan tempat tersebut. 

 

Keraton ini dibangun pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti, yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua wilayah: Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

 

Sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki peran penting dalam kehidupan budaya, politik, dan sosial masyarakat Yogyakarta. 

 

Sampai sekarang, keraton ini masih menjadi tempat tinggal resmi Sultan dan keluarganya, meskipun Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya memimpin kesultanan, tetapi juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

 

Sebagai gubernur, Sultan memiliki peran strategis dalam menjaga kesejahteraan daerah tersebut sekaligus melestarikan budaya dan tradisi.

 

Keraton ini juga merupakan tempat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sebagai pusat kebudayaan, keraton ini mengawasi pelestarian berbagai seni tradisional, seperti gamelan, tari, dan wayang kulit. 

 

Salah satu ciri khas keraton adalah konsep "manunggaling kawula gusti" yang mengajarkan keseimbangan antara kekuatan spiritual dan duniawi, yang tercermin dalam arsitektur keraton serta kegiatan adat yang dilaksanakan secara berkala.

 

 

Sejarah Keraton Yogyakarta

 

Sejarah Keraton Yogyakarta dimulai pada tahun 1755 ketika Kesultanan Yogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I. Setelah Perjanjian Giyanti, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. 

 

Sultan Hamengkubuwono I kemudian membangun keraton ini sebagai pusat pemerintahan sekaligus simbol kedaulatan kerajaan.

 

Lokasi keraton dipilih dengan cermat, berada di poros imajiner antara Gunung Merapi di utara dan Pantai Parangtritis di selatan. Hal ini mencerminkan konsep keseimbangan kosmis antara manusia, alam, dan Tuhan. 

 

Selain itu, keraton dirancang sebagai kompleks yang megah dengan berbagai bangunan berarsitektur Jawa, seperti Pagelaran, Siti Hinggil, dan Bangsal Kencono, yang masing-masing memiliki fungsi dan makna tersendiri.

 

Keraton Yogyakarta telah menjadi saksi berbagai peristiwa penting, termasuk perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Hingga kini, keraton terus melestarikan tradisi dan budaya Jawa, termasuk upacara adat, seni tari, dan gamelan.\

 

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Malioboro dan Transportasinya!

 

Tiket Masuk ke Keraton Jogja

 

Ya, Keraton Yogyakarta terbuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi wisata utama di kota ini. Wisatawan dapat menjelajahi kompleks keraton untuk melihat keindahan arsitektur tradisional Jawa.

 

Jam operasional Keraton Yogyakarta biasanya dimulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, dengan pertunjukan seni seperti gamelan, wayang kulit, atau tarian tradisional yang digelar setiap harinya. 

 

Namun, beberapa bagian keraton tetap menjadi area pribadi keluarga Sultan dan tidak dapat diakses oleh pengunjung.

 

Biaya masuk ke Keraton Yogyakarta cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 8.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 15.000 untuk wisatawan mancanegara. Jika ingin membawa kamera, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 2.000. 

 

Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu, jadi sebaiknya memeriksa informasi terkini sebelum berkunjung.

 

Dengan biaya yang terjangkau, pengunjung bisa menikmati pengalaman yang kaya akan budaya dan sejarah Jawa. Keraton Yogyakarta bukan hanya tempat wisata, tetapi juga ruang untuk memahami warisan leluhur yang masih dijaga dengan baik.

 

Keraton Yogyakarta adalah destinasi yang sempurna bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam budaya dan sejarah Jawa. 

 

Dengan keindahan arsitektur, filosofi mendalam, dan tradisi yang tetap hidup, keraton ini menjadi tempat yang wajib dikunjungi. Jangan lupa untuk meluangkan waktu menikmati keunikan Keraton Yogyakarta saat berlibur ke Kota Gudeg!

 

Sebelum kamu menjelajahi Keraton Jogja, pastikan kuota internetmu cukup agar tetap bisa update selama perjalanan. Aktifkan Paket Combo Sakti dari Telkomsel agar kamu tetap terhubung tanpa khawatir kehabisan kuota!

 

Baca Juga: 7 Hidden Gem Jogja yang Wajib Kamu Kunjungi

 

 
scroll
Komentar 0
Tulis Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Belum ada komentar
Jadilah orang pertama yang komentar disini!
mock
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
DewiLarasati
14 Feb 2024 12:03
mantulllzz keren bgt artikel beber2 sangat membantu!
Laporkan
0
Balas Komentar
Min. 10 Karakter
0 / 2000
Balasan Lainnya (1)
Sembunyikan Balasan

Laporan Anda berhasil dikirim