Tugu Jogja adalah salah satu landmark paling ikonik di Yogyakarta yang tak hanya memikat wisatawan dengan keindahannya, tetapi juga menyimpan makna mendalam.
Sebagai simbol geografis dan budaya, Tugu Jogja berdiri tegak di pusat kota, merepresentasikan identitas Yogyakarta sebagai kota penuh sejarah dan nilai-nilai luhur.
Keunikan Tugu Jogja terletak pada desainnya yang sederhana namun sarat makna filosofis. Kamu bisa lihat detailnya melalui poin-poin di bawah ini.
Letaknya yang strategis di poros imajiner antara Gunung Merapi dan Pantai Selatan semakin memperkuat posisinya sebagai simbol harmoni alam dan spiritualitas masyarakat Jogja.
Tidak heran jika tempat ini selalu ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tugu Jogja juga memiliki sejarah panjang perjalanan Yogyakarta dari masa lalu hingga kini. Tugu ini telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk perubahan bentuknya setelah gempa besar yang melanda kota ini pada abad ke-19.
Tugu Jogja sering menjadi destinasi utama. Kombinasi antara keindahan, filosofi, dan aksesibilitasnya menjadikan Tugu Jogja tempat yang wajib dikunjungi untuk merasakan esensi Yogyakarta yang sesungguhnya.
Sebelum menjelajahi Jogja dan menikmati pesonanya, pastikan kamu tetap terhubung dengan jaringan terbaik dari Telkomsel. Aktifkan paket internet sesuai kebutuhanmu di aplikasi MyTelkomsel agar perjalananmu, termasuk mengunjungi Tugu Jogja, ya.
Baca Juga: Pilihan Paket Wisata Lava Tour Merapi Lengkap dengan Harga Tiket dan Rutenya
Keunikan Tugu Jogja
Keunikan Tugu Jogja tidak hanya terletak pada tampilannya yang sederhana tetapi juga pada nilai-nilai filosofis dan posisinya yang strategis.
Tugu ini juga unik karena posisinya yang berada di garis imajiner yang menghubungkan tiga elemen penting.
Gunung Merapi di utara, Keraton Yogyakarta di tengah, dan Pantai Parangtritis di selatan. Poros ini mencerminkan filosofi keseimbangan kosmik antara manusia, alam, dan Tuhan, serta menjadi pengingat pentingnya keharmonisan dalam kehidupan.
Selain itu, Tugu Jogja menjadi magnet bagi wisatawan untuk mengabadikan momen. Pada malam hari, tugu ini terlihat semakin menawan dengan lampu-lampu yang meneranginya, menciptakan suasana khas yang memesona.
Tidak hanya berfungsi sebagai penanda geografis, Tugu Jogja juga menjadi tempat berkumpul masyarakat lokal dan wisatawan, menciptakan interaksi sosial yang hangat.
Letaknya yang berada di pusat kota membuat Tugu Jogja mudah diakses dari berbagai arah. Letaknya yang dekat dengan kawasan wisata populer seperti Malioboro dan Keraton menjadikannya destinasi wajib untuk kenal budaya dan sejarah Yogyakarta.
Filosofi Tugu Jogja
Filosofi Tugu Jogja memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan konsep "manunggaling kawula gusti", yaitu penyatuan manusia dengan Tuhan. Konsep ini mencerminkan hubungan spiritual masyarakat Yogyakarta.
Dalam konteks ini, Tugu Jogja bukan hanya sebuah monumen, tetapi juga simbol spiritual yang mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga harmoni dalam kehidupan.
Letaknya di garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Parangtritis melambangkan keseimbangan antara kekuatan alam, dunia manusia, dan spiritualitas.
Filosofi ini juga sejalan dengan kepercayaan tradisional Jawa tentang pentingnya menjaga harmoni antara elemen-elemen alam dan kehidupan manusia.
Selain itu, Tugu Jogja mencerminkan semangat perjuangan rakyat Yogyakarta, terutama saat melawan penjajahan. Desain awalnya yang berbentuk gilig dengan puncak berbentuk bola melambangkan persatuan dan keteguhan hati.
Meski mengalami perubahan bentuk setelah direnovasi oleh Belanda pada abad ke-19, semangat dan nilai simbolis Tugu Jogja tetap terjaga, menjadi pengingat tentang perjuangan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Melalui filosofi yang kaya ini, Tugu Jogja menjadi lebih dari sekadar penanda kota. Ia adalah representasi dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta yang memadukan spiritualitas, keberanian, dan harmoni.
Baca Juga: 30 Pilihan Homestay Jogja Murah, Bikin Kantong Kamu Aman!
Sejarah Tugu Jogja
Tugu Jogja memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perjalanan Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan dan pemerintahan. Tugu ini didirikan pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Kesultanan Yogyakarta.
Pada awalnya, tugu ini dikenal dengan nama Tugu Golong Gilig karena bentuknya yang menyerupai silinder (gilig) dengan puncak berbentuk bola (golong). Tugu ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter dan dibangun sebagai simbol manunggaling kawula gusti.
Namun, pada tahun 1867, gempa bumi dahsyat melanda Yogyakarta dan menyebabkan Tugu Golong Gilig runtuh. Peristiwa ini menjadi titik perubahan dalam sejarah Tugu Jogja.
Selama lebih dari dua dekade, reruntuhan tugu tersebut dibiarkan hingga akhirnya direnovasi oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1889.
Dalam renovasi tersebut, Tugu Jogja diubah bentuknya menjadi seperti yang kita lihat saat ini. Tingginya dikurangi menjadi sekitar 15 meter, dengan puncak yang lebih runcing dan dilengkapi ornamen persegi pada bagian bawahnya.
Desain baru ini mencerminkan gaya Eropa dan berbeda jauh dari filosofi asli Tugu Golong Gilig. Pemerintah kolonial memberi nama baru, yaitu De Witt Paal, namun masyarakat tetap menyebutnya sebagai Tugu Jogja karena menjadi simbol kuat kota.
Meskipun bentuknya berubah, Tugu Jogja tetap mempertahankan makna simbolisnya sebagai penghubung spiritual antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Selatan.
Tugu ini terus menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Yogyakarta, termasuk masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan, dan perkembangan kota hingga saat ini. Kini, Tugu Jogja tidak hanya menjadi ikon budaya dan sejarah.
Tempat Wisata Dekat Tugu Jogja
Tugu Jogja terletak tidak jauh dari Malioboro, dengan jarak sekitar 1,5 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit berjalan kaki.
Rute antara Malioboro dan Tugu Jogja menjadi salah satu jalur favorit wisatawan karena menawarkan pengalaman menyusuri suasana khas Yogyakarta yang ramai, penuh dengan pedagang kaki lima, dan keindahan kota yang memikat.
Bagi wisatawan, Tugu Jogja dan Malioboro sering menjadi dua destinasi utama yang dikunjungi dalam satu perjalanan.
Malioboro, yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan kuliner, menghadirkan nuansa tradisional yang unik, sementara Tugu Jogja menawarkan latar yang sempurna untuk mengenal filosofi dan sejarah kota.
Selain itu, akses mudah antara kedua lokasi ini juga menjadikannya destinasi yang ideal bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Yogyakarta tanpa menghabiskan banyak waktu di perjalanan.
Tugu Jogja bukan hanya ikon kota, tetapi juga simbol budaya, sejarah, dan filosofi masyarakat Yogyakarta.
Keunikannya yang sederhana namun sarat makna, sejarah panjangnya, dan kedekatannya dengan Malioboro menjadikannya destinasi wajib bagi siapa saja yang berkunjung ke Yogyakarta.
Jangan lupa mengabadikan momen di tempat ini sebagai kenang-kenangan dari kota penuh cerita, Yogyakarta.
Itulah sekilas tentang Tugu Jogja, ikon khas yang wajib kamu kunjungi saat ke Jogja. Jika kamu bepergian bersama keluarga, pastikan tetap terhubung dengan internet lancar dengan mengaktifkan Paket Kuota Keluarga di aplikasi MyTelkomsel!
Baca Juga: Liburan ke Jogja? Wajib Coba 25 Makanan Ini!